Kita semua mungkin pernah membayangkan betapa bahagianya jika bisa pergi ke sebuah dunia dongeng yang penuh dengan keajaiban. Apalagi, jika kita bisa mengajak serta sahabat terdekat kita untuk ikut menikmati dunia tersebut! Khayalan ini diwujudkan menjadi nyata dalam sebuah film berjudul Bridge to Terabithia.
Bridge to Terabithia adalah sebuah film berdurasi 95 menit yang mengusung genre fantasi petualangan. Film asal Amerika Serikat ini dirilis pada tahun 2007. Film ini diproduksi oleh Walt Disney Pictures, Walden Media, dan Summit Entertainment, serta didistribusikan oleh Buena Vista Pictures Distribution.
Gábor Csupó menjadi sutradara dari Bridge to Terabithia. Sementara itu, naskah film ini ditulis oleh David L. Paterson, Lauren Levine, dan Hal Lieberman. Naskah film ini diadaptasi dari buku tahun 1977 berjudul sama yang ditulis oleh Katherine Paterson.
Sekilas fakta unik tentang film Bridge to Terabithia, yaitu bahwa David L. Paterson, salah satu penulis naskah Bridge to Terabithia merupakan putra dari Katherine Paterson sendiri, penulis dari buku yang menjadi dasar adaptasi film ini. Katherine Paterson mendapatkan inspirasi untuk buku Bridge to Terabithia dari berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kecil David.
Setelah dirilis, film Bridge to Terabithia menuai banyak tanggapan positif dari kritikus maupun penonton. Film ini berhasil masuk nominasi dalam tujuh ajang penghargaan bergengsi, dan memenangkan lima di antaranya. Termasuk dalam nominasi yang berhasil diraih Bridge to Terabithia adalah Critics’ Choice Movie Award untuk kategori “Aktris Muda Terbaik”, Saturn Award untuk kategori “Penampilan Terbaik oleh Aktor Muda”, serta lima nominasi dalam gelaran Young Artist Awards.
Film Bridge to Terabithia menyuguhkan penampilan Josh Hutcherson dan AnnaSophia Robb sebagai pemeran dua tokoh utama dalam film tersebut, yaitu Jesse “Jess” Aarons dan Leslie Burke.
Selain mereka, film ini juga dibintangi oleh Robert Patrick yang berperan sebagai Jack Aarons, Kate Butler memerankan Mary Aarons, Zooey Deschanel sebagai Ms. Edmunds, Latham Gaines sebagai Bill Burke, Bailee Madison sebagai May Belle Aarons, Judy McIntosh sebagai Judy Burke, Lauren Clinton sebagai Janice Avery, Cameron Wakefield sebagai Scott Hoager, serta Elliot Lawless sebagai Gary Fulcher.
Secara umum, alur cerita film Bridge to Terabithia berkisah tentang dua anak berusia 12 tahun bernama Jess Aarons dan Leslie Burke yang menjadi akrab karena keduanya sama-sama dirundung oleh teman-teman di sekolah mereka. Mereka lalu menciptakan sebuah dunia fantasi ajaib sendiri tempat mereka biasa bermain dan menghabiskan waktu bersama. Termasuk di dalam dunia ajaib itu adalah sebuah rumah pohon yang menjadi tempat favorit kedua sahabat itu.
Buat kamu yang ingin tahu kisah film ini, yuk langsung aja cek sinopsis film lengkapnya di bawah ini!
baca: Review Sinopsis Film He’s Just Not That Into You, Film Nasihat Soal Asmara
Sinopsis Film Bridge to Terabithia
Cerita film Bridge to Terabithia berawal di sebuah kota kecil bernama Lark Creek, seorang anak laki-laki 12 tahun bernama Jesse “Jess” Aarons tinggal bersama keluarganya. Keluarga Jess adalah keluarga kelas menengah ke bawah. Jess sendiri adalah seorang anak yang gemar melukis dan mempunyai impian untuk menjadi seniman suatu saat nanti.
Di sekolah, Jess kerap mendapat perundungan dari anak-anak lain yang lebih “populer”. Setiap pagi, ia berangkat ke sekolah dengan menggunakan bis bersama adik perempuannya, May Belle Aarons, yang juga belajar di sekolah yang sama dengan Jess.
Setiap kali ia naik bis, ia selalu berusaha menghindari perundung yang terkenal di sekolahnya, seorang anak perempuan bernama Janice Avery. Walaupun begitu, sesampainya di kelas, Jess masih tetap harus mendapatkan perundungan dari dua anak laki-laki lain bernama Scott Hoager dan Gary Fulcher.
Tetapi, hari itu Jess juga untuk pertama kalinya bertemu dengan seorang murid pindahan baru dengan penampilan dan perilaku yang cukup aneh dan eksentrik bernama Leslie Burke.
Ketika tiba waktu jeda antar kelas, Jess mengikuti lomba lari yang juga diikuti oleh beberapa siswa lain. Sebelumnya, Jess telah berlatih di rumah. Leslie, si murid baru, bahkan juga berpartisipasi dalam lomba itu dan tanpa diduga berhasil mengalahkan seluruh anak laki-laki peserta lomba lari itu.
Hal ini membuat Jess agak jengkel. Sepulang dari sekolah, Jess dan Leslie mengetahui bahwa tak hanya teman sekelas, mereka kini juga adalah tetangga yang rumahnya saling bersebelahan.
Seakan hari yang sial itu belum berakhir bagi Jess, ia lalu mendapati bahwa adik perempuannya yang masih kecil, May Belle, mencorat-coret buku catatannya. Namun, ketika ia mengadukan ini pada ayah mereka, sang ayah justru memihak pada May Belle.
Ayahnya bahkan kemudian mengajak May Belle berkebun. Begitu pula dengan sang ibu yang menurut Jess selama ini juga lebih sayang pada adiknya dibandingkan pada Jess. Hal ini membuat Jess menjadi semakin kesal pada keluarganya.
Keesokan harinya di sekolah, Leslie membuka obrolan dengan Jess. Saat melihat hasil gambaran Jess, gadis itu pun memuji bakat Jess. Dari sana, Jess dan Leslie pun menjadi lebih akrab dan segera menjadi teman baik.
baca: Review Film Dying Young, Romansa Klasik Emosional tentang Kehidupan Cinta Penderita Kanker
Sepulang sekolah, mereka lalu berpetualang di hutan yang berada dekat dengan tempat tinggal mereka.
Untuk menuju ke hutan itu, mereka harus menyeberangi sebuah sungai kecil yang arusnya cukup deras dengan cara bergelayut pada sebuah tali tambang yang tertambat pada salah satu ranting pohon di atas sungai.
Di hutan, mereka menemukan sebuah rumah pohon yang sudah lama ditinggalkan dan mereka kemudian memilihnya sebagai tempat favorit mereka.
Jess dan Leslie lalu membangun sebuah dunia ajaib khayalan yang mereka namakan “Terabithia”. Seiring dengan petualangan mereka mengeksplorasi dunia ajaib ini, Jess dan Leslie pun menjadi sahabat erat. Di hari ulang tahun Jess, Leslie memberinya kado berupa peralatan melukis yang membuat Jess sangat gembira.
Tetapi, di rumah, Jess kembali bertengkar dengan sang ayah. Suasana hatinya yang kacau terbawa hingga keesokan harinya di sekolah. Ia mengatakan pada Leslie bahwa Terabithia itu tak pernah ada, membuat Leslie kecewa pada Jess.
Setelah menyadari kesalahannya, Jess meminta maaf pada Leslie. Sebagai bentuk permohonan maafnya, Jess memberi Leslie seekor anjing yang akhirnya diberi nama oleh gadis itu Prince Terrien.
Sekembalinya ke Terabithia, Jess dan Leslie lalu melawan berbagai macam makhluk jahat yang mengusik kedamaian di negeri ajaib mereka. Makhluk-makhluk jahat ini tidak lain sebenarnya adalah wujud khayalan dari perundung mereka di sekolah, seperti si Troll yang mirip dengan Janice, serta seekor makhluk semacam tupai yang mirip dengan Hoager, dan mereka juluki “Sqoager”.
Di sekolah, Leslie menjadi semakin tidak tahan dengan perlakuan jahat Janice. Ia dan Jess pun kemudian balas mempermainkan Janice. Janice akhirnya menjadi bahan tertawaan seluruh siswa yang ada di bus.
Di rumah Leslie, kedua orangtuanya sedang bersiap untuk mengecat ulang rumah mereka. Leslie dan Jess pun turut membantu mereka. Melihat keharmonisan hubungan Leslie dan keluarganya, Jess pun ikut tersenyum senang.
Esoknya di sekolah, Leslie mengetahui bahwa ternyata Janice menjadi anak yang jahat karena selama ini ia juga mendapatkan kekerasan dari ayahnya di rumah. Leslie merasa bersimpati dengan Janice. Janice akhirnya berteman dengan Leslie dan Jess.
Jess dan Leslie membawa Prince Terrien ke Terabithia. Di sana mereka kembali melawan berbagai makhluk jahat, namun kali ini si Troll yang mirip dengan Janice menjadi teman mereka.
Saat hujan mulai turun, Jess dan Leslie pun pulang ke rumah masing-masing. Jess dan Leslie saling melambai saat mereka berpisah. Jess tersenyum mengamati sosok Leslie yang berlari menjauh ke arah rumahnya.
Pagi harinya, Miss Edmunds, guru musik mereka di sekolah yang mengetahui tentang minat dan bakat Jess di bidang kesenian, menelepon Jess untuk mengajak Jess pergi mengunjungi museum seni bersamanya.
baca: Review Sinopsis Film Doctor Sleep (2019), Sekuel The Shining Bertema Horor Supranatural
Jess meminta izin pada ibunya yang sedang tidur, dan saat ibunya menggigau, ia mengira itu artinya bahwa ia boleh pergi. Jess yang tidak mengajak ikut Leslie menatap rumah keluarga Burke ketika mereka melewatinya.
Setelah Jess pulang dari museum, orangtuanya menyambut Jess dengan ekspresi lega karena ternyata mereka tidak mengetahui keberadaan Jess sebelumnya. Ayah Jess kemudian menjelaskan padanya bahwa Leslie meninggal dunia pagi itu ketika Jess pergi ke museum.
Leslie tenggelam di sungai kecil yang ada di hutan ketika ia berusaha menyeberang. Ternyata, tali yang biasa mereka gunakan putus, membuat Leslie terjatuh ke dalam arus sungai yang deras karena hujan di hari sebelumnya.
Jess begitu terpukul mendengar keterangan ini dan berusaha menyangkal kenyataan pahit tersebut. Ia berlari menuju rumah Leslie dan mendapati bahwa apa yang disampaikan ayahnya ternyata memang benar ketika ia melihat sebuah mobil ambulans terparkir di depan rumah keluarga Burke.
Di hari berikutnya, Jess dan orangtuanya kemudian mengunjungi rumah keluarga Burke untuk menyampaikan belasungkawa. Bill Burke, ayah Leslie, kemudian mengatakan pada Jess bahwa Leslie sangat menyayangi Jess dan menghargai persahabatan mereka.
Jess merasa sangat bersalah atas kematian Leslie dan ia berusaha menumpahkan kemarahannya pada Scott dan May Belle. Di puncak kemarahannya, Jess kemudian mulai menangis. Ayahnya berusaha menenangkan Jess dan mengatakan bahwa Jess tetap harus menjaga persahabatan mereka hidup demi Leslie.
Di akhir cerita film Bridge to Terabithia, Jess akhirnya menerima kepergian Leslie. Ia memutuskan untuk kembali ke Terabithia, namun kali ini dengan adiknya, May Belle, yang dulu tak pernah ia izinkan untuk ikut serta dengannya dan Leslie.
baca: Sinopsis Drama The King: Eternal Monarch (Lee Min Ho & Kim Go Eun) Episode 1-Tamat
May Belle begitu gembira setelah melihat Terabithia. Ia dan kakaknya membangun ulang negeri ajaib itu hingga menjadi lebih indah. Mereka pun menjadi penguasa baru dari negeri Terabithia, di mana Jess menjadi raja sementara May Belle menjadi putri.
Kesimpulan
Oh ya, meski Bridge to Terabithia cocok untuk disaksikan oleh anak-anak, tetapi film ini juga sangat menyenangkan untuk dinikmati oleh semua kalangan usia, kok. Kamu bisa menyaksikannya bareng kakak atau adik, atau bahkan dengan seluruh keluargamu.
Film Bridge to Terabithia punya pesan yang dalam tentang arti penting persahabatan dan berbuat baik pada sesama. Film ini akan mengajarkan pada kita bahwa dengan persahabatan, kebaikan hati, dan sedikit “imajinasi”, semua orang juga dapat menciptakan keajaiban mereka sendiri! Hebat, bukan?
Sumber gambar: Walt Disney Pictures