in

Review Sinopsis Film The Way (2010), Perjalanan Tak Terduga Menyusuri Eropa Barat

The Way adalah sebuah film bergenre drama petualangan yang diproduksi melalui kerjasama studio film dari Amerika Serikat dan Spanyol. Film berdurasi 123 menit tersebut pertama kali dirilis pada penyelenggaraan Festival Film Internasional Toronto pada 10 September 2010, sebelum ditayangkan secara luas di Amerika Serikat setahun setelahnya.

Emilio Estevez menjadi sutradara, penulis naskah, sekaligus produser film The Way. Tak hanya itu, Emilio Estevez juga memainkan peran kecil sebagai salah satu karakter dalam film ini.

Para pemain dalam film The Way meliputi Martin Sheen yang berperan sebagai Thomas Avery, Deborah Kara Unger sebagai Sarah Marie Sinclair, James Nesbitt sebagai Jack Emerson Stanton, Yorick van Wageningen sebagai Joost Michael de Witt, Emilio Estevez sebagai Daniel Avery, serta Tchéky Karyo sebagai Captain Henri Sébastien.

Film The Way menceritakan tentang seorang pria yang menempuh jalur perjalanan ziarah Camino de Santiago sebagai bentuk penghormatan pada putranya yang meninggal saat berusaha menyelesaikan rute tersebut. Ia kemudian bertemu dengan tiga orang menarik yang kemudian menjadi kawan perjalanannya dan mengubah diri Tom lewat persahabatan mereka.

Yuk, langsung saja kita simak sinopsis film The Way berikut ini.

baca: Review Sinopsis Film Marriage Story, Kisah Haru Tentang Kompleksnya Proses Perceraian

Sinopsis Film The Way

Kisah dalam film The Way bersentral pada sosok Thomas “Tom” Avery. Ia adalah seorang pria tua asal Amerika Serikat yang berprofesi sebagai opthalmologist atau dokter mata.

Tom adalah sosok yang sibuk. Ia juga tidak cukup dekat dengan putra semata wayangnya, Daniel. Hubungan antara ayah dan anak itu tidak pernah terjalin dengan baik, bahkan sejak Daniel masih muda.

Ketika Daniel beranjak dewasa, ia semakin jarang menghubungi ayahnya lagi. Sebagaimana ayahnya yang selalu sibuk, Daniel pun akhirnya menemukan minat dan hobinya sendiri. Daniel yang sangat mencintai alam dan kebebasan kerap berpetualang dan mengembara ke berbagai tempat-tempat indah di dunia.

Di sisi lain, melihat kegemaran Daniel ini, Tom tidak habis pikir. Ia tidak memahami mengapa putranya menyukai kegiatan berpetualang semacam itu yang menurutnya tak membawa banyak manfaat.

Suatu hari, saat Tom sedang bermain golf dengan salah satu rekan kerjanya, ia mendapatkan sebuah panggilan dari nomor yang asing. Tom lalu mengangkat telepon itu. Pria di seberang telepon adalah pihak berwenang dari Prancis yang memberitahu Tom bahwa Daniel telah meninggal dalam petualangan terbarunya.

Lebih lanjut, petugas itu menjelaskan bahwa Daniel meninggal ketika ia sedang berusaha menempuh salah satu rute perjalanan paling terkenal di dunia, yaitu Camino de Santiago. Rute ini adalah sebuah rute ziarah yang dalam kepercayaan Kristiani juga dikenal sebagai “Jalur St. James”.

Diawali dari Prancis, Camino de Santiago memanjang ke bagian barat daya Eropa hingga berakhir di The Cathedral of Santiago de Compostela yang terletak di Kota Galicia, Spanyol. Daniel baru saja memulai perjalanannya, ketika ia kemudian dihadang oleh badai salju. Ia akhirnya meninggal di daerah Pyrenees, yang masih termasuk sebagai wilayah dari negara Prancis.

Tom yang terpukul lalu segera pulang ke rumah. Kali itu, ia sama sekali tak ragu untuk meninggalkan pekerjaannya untuk sementara. Ia menginstruksikan pada asistennya untuk menyiapkan daftar perjalanan serta keperluannya untuk pergi ke Prancis. Asisten tersebut juga diminta untuk menutup sementara praktik kerja Tom. Tom pun berangkat ke Prancis untuk membawa pulang jenazah Daniel.

baca: Review Sinopsis Film Sleepless in Seattle, Jatuh Cinta Tanpa Pernah Saling Bertemu

Sesampainya di Prancis, Tom segera pergi ke kantor petugas yang menghubunginya. Dari petugas itu, Tom mengetahui lebih banyak tentang Camino de Santiago yang merupakan rute ziarah kuno yang dianggap suci. Petugas itu lalu menyerahkan tas berisi barang-barang yang dibawa oleh Daniel dalam perjalanannya, serta abu kremasi Daniel, sesuai permintaan Tom.

Tiba-tiba, Tom tergerak untuk memahami alasan Daniel ingin melakukan perjalanan itu. Ia pun memutuskan untuk menempuh Camino de Santiago. Tom bertekad menyelesaikannya hingga sampai ke tujuan akhir The Cathedral of Santiago de Compostela sebagai bentuk penghormatan pada putranya yang telah meninggal.

Meski ia belum punya pengalaman sama sekali dalam melakukan perjalanan alam, Tom telah membulatkan niat. Ia menggunakan barang-barang peninggalan Daniel sebagai bekal perjalanan dan mulai menapaki jalur itu. Ia juga membawa serta abu Daniel yang ingin ia taburkan di sepanjang rute ziarah. Petugas yang membantu Tom mengucapkan salam keberuntungan padanya.

Suatu hari, Tom sampai di salah satu kota yang berada dalam rute Camino de Santiago. Saat ia tiba di tempat penginapan yang banyak disinggahi oleh para peziarah di kota itu, hari telah larut malam. Jadwal kedatangan Tom ini cukup terlambat karena semua peziarah lain telah beristirahat di dalam.

Pemilik penginapan membolehkan Tom untuk tidur di sana malam itu, dengan syarat bahwa Tom tidak bisa mendapatkan jatah sarapan keesokan harinya. Ketika ia masuk ke dalam aula utama, Tom melihat bahwa penginapan itu lebih mirip seperti tempat pengungsian.

Sekitar puluhan tempat tidur bertingkat dapat ditemui di dalamnya dan hampir seluruh tempat tidur itu telah terisi oleh para peziarah yang telah tidur nyenyak. Tom yang terbiasa hidup nyaman pun cukup terkejut. Tetapi, ia kemudian segera menaruh tasnya dan menempati tempat tidurnya.

Di tempat penginapan itu, Tom bertemu dengan seorang peziarah asal Belanda yang bernama Joost. Joost adalah pria yang mengalami obesitas. Ia punya kepribadian yang ceria dan sangat terbuka. Meski jelas bahwa Tom tak tertarik untuk berbicara dengan Joost, pria itu terus mengajaknya bicara.

Tom yang merasa risih dengan karakter Joost memilih untuk menghentikan perjalanan di hari berikutnya lebih awal. Hal ini dimaksudkan Tom untuk memberi kesempatan pada Joost untuk melanjutkan perjalanan terlebih dahulu tanpa Tom. Joost yang tidak mengira niat asli Tom pun setuju untuk berpisah.

Tom singgah di sebuah rumah pertanian yang kerap menjadi tempat berkumpulnya para peziarah lain dari seluruh dunia. Tom disambut dalam sebuah meja penuh jamuan di taman rumah. Meja itu dikelilingi oleh para peziarah yang saling mengobrol dan bertukar cerita dengan gembira. Perasaan Tom pun ikut terbawa senang.

Di rumah ini, Tom kembali bertemu dengan rekan perjalanan baru yang bernama Sarah. Sarah adalah wanita asal Kanada yang menempuh Camino de Santiago untuk lepas dari suaminya di rumah yang kerap melakukan kekerasan pada Sarah. Tetapi, tujuan utama Sarah melakukan perjalanan itu adalah mengumpulkan niat untuk menghentikan kebiasaan merokoknya yang akut.

baca: Review Sinopsis Film Shazam!, Movie Superhero Genre Komedi ala DC Universe

Setelah melanjutkan perjalanan, Tom tanpa sengaja bertemu lagi dengan Joost di kota berikutnya. Saat itu, Joost sedang memesan sebuah makanan di restoran lokal. Ia kebetulan melihat Tom yang berjalan tak jauh dari sana lalu memanggilnya.

Tom yang sejatinya merasa enggan untuk berinteraksi lagi dengan Joost pun mau tak mau menghampiri Joost karena merasa tidak enak. Dari sana, Joost kembali berjalan dengan Tom.

Di kesempatan berikutnya, Tom juga kembali bertemu dengan Sarah. Mereka bertiga pun akhirnya melakukan perjalanan bersama.

Setiap kali mereka berhenti, Tom nampak menyendiri lalu membuka sebuah kotak misterius dari dalam tasnya. Ia lalu terlihat seperti menaburkan sesuatu.

Dari cerita yang disiratkan oleh Tom sebelumnya, Joost memahami apa yang dilakukan oleh Tom saat itu. Joost tahu bahwa Tom menempuh ziarah itu karena ia baru saja berduka atas kematian putranya di Camino de Santiago.

Di tengah perjalanan, mereka lalu bertemu dengan seorang peziarah lain bernama Jack. Jack merupakan seorang penulis asal Irlandia yang memiliki impian untuk menjadi penulis terkenal. Jack mengaku bahwa ia melakukan ziarah itu karena ia mengalami “writer’s block” atau kesulitan mendapat inspirasi untuk tulisannya.

Jack ingin menulis sebuah novel berdasarkan cerita yang ia dengar dari peziarah Camino de Santiago. Untuk itu, ia telah mewawancara banyak peziarah dan menanyai orang-orang itu motivasi mereka melakukan ziarah. Namun, hingga sejauh itu, belum ada cerita yang menurut Jack benar-benar menarik.

Jack bergabung dengan kelompok Tom dan ikut berjalan dengan mereka. Saat Jack mengetahui kisah Tom, ia pun memohon agar Tom mengizinkannya menuliskan cerita itu dalam novelnya. Tetapi, Tom justru bersikap ketus pada Jack.

Sebenarnya, Tom memang bersikap tidak ramah pada para peziarah lain, termasuk tiga orang yang mengikutinya itu. Ia sulit diajak mengobrol dan cenderung tertutup. Tom sempat terlibat dalam pertengkaran personal dengan Sarah ketika Sarah berusaha membuat Tom bersedia untuk membuka diri.

Di sebuah kota, Tom menjadi mabuk dan mulai mengatakan ucapan kasar pada teman-temannya. Ia lalu ditahan di kantor polisi karena dianggap berpotensi membuat kerusuhan dengan kondisinya yang mabuk. Jack lah yang justru menjamin pembebasan Tom. Tom berterima kasih pada Jack.

Sejak insiden itu, sikap Tom pada teman-temannya mulai menghangat. Mereka meneruskan perjalanan dan menjumpai lebih banyak peziarah serta berbagai tempat yang indah. Tom juga kemudian mengizinkan Jack untuk menuliskan tentang kisahnya.

Pada akhirnya, mereka berhasil sampai di The Cathedral of Santiago de Compostela, yang merupakan tujuan akhir mereka. Di sana, mereka masuk dan melakukan ritual para ziarah.

Meski perjalanan sebenarnya telah usai, Tom mendapat dorongan untuk melanjutkan perjalanannya ke Muxía, sebuah kota pesisir pantai di Spanyol. Ketiga kawannya memutuskan untuk ikut serta menemani Tom.

Mereka menempuh beberapa hari perjalanan lagi hingga akhirnya tiba di Muxía. Di tepi laut yang indah dan dipenuhi karang itu, Tom akhirnya menyebarkan genggaman terakhir dari abu Daniel ke lautan. Setelah melakukannya, Tom lalu bertemu dengan bayangan Daniel yang nampak puas dengan apa yang telah berhasil dicapai oleh ayahnya hingga sejauh itu.

Sejak perjalanan itu, Tom berubah menjadi gemar berpetualang ke berbagai tempat menarik lain di dunia. Di akhir film, nampak Tom yang menyandang tas Daniel menyusuri jalanan di Maroko.

baca: Review Sinopsis Film Jojo Rabbit, Film Anti Perang dari Sudut Pandang Anak-anak

Nah, itu dia tadi ulasan dan sinopsis film The Way.

Film The Way merupakan sebuah tontonan yang menarik. Film ini mengajarkan dengan cara yang menyentuh tentang arti persahabatan serta mengikhlaskan. Tak hanya itu, banyak adegan dalam film ini yang juga memperlihatkan berbagai pemandangan alam cantik di sepanjang rute Camino de Santiago.

Sumber foto: Icon Entertainment International

Written by Adelia

Menulis karena kesenangan adalah menulis kebebasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *