Adelia Film Life is Beautiful. Ketika menghadapi kesusahan, memang rasanya sulit untuk tetap berpikir positif. Lebih mudah untuk merasa marah, sedih, atau menyesal daripada merasa bersyukur dan tabah. Padahal, jika kita mau berusaha untuk selalu berpikir positif, kita bisa merasakan secercah kebahagiaan dan menemukan harapan kembali. Meski pemikiran seperti ini cukup sederhana, nyatanya kita sering melupakannya.
Film Life is Beautiful berusaha mengingatkan kita bahwa kebahagiaan selalu bisa dirasakan meski ditengah segala kesulitan hidup. Film drama komedi asal negara Italia ini memiliki judul asli La Vita è Bella. Film berdurasi 116 menit ini dirilis pada 20 Desember 1997.
Menariknya, karena merupakan film produksi Italia, Life is Beautiful menggunakan tiga bahasa di dalamnya. Dialog para karakter dalam film disampaikan dalam bahasa Italia, Jerman, dan Inggris. Ini memberikan pengalaman menonton yang tentunya unik.
Film Life is Beautiful diproduksi oleh Melampo Cinematografica. Distribusi film ini untuk wilayah Italia dikelola oleh Cecchi Cori Group, sedangkan untuk wilayah Amerika Serikat dan berbagai negara lain dalam skala global dijalankan oleh Miramax Films.
Sebagai sutradara dari film ini adalah Roberto Benigni. Ia bersama Vincenzo Cerami juga menulis naskah untuk film ini. Roberto Benigni mendapatkan inspirasi untuk film ini dari pengalaman nyata Rubino Romeo Salmonì, seorang Yahudi Italia yang pernah ditahan di kamp konsentrasi Auschwitz.
Rubino Romeo Salmonì menuliskan pengalamannya itu dalam sebuah buku yang ia beri judul In the End, I Beat Hitler. Rubino asli akhirnya berhasil keluar dengan selamat dari kamp konsentrasi itu dan bersatu kembali dengan orangtuanya. Namun, sayangnya, kakak-kakak Rubino yang lain meninggal dunia.
Selain dari buku karya Rubino, Roberto Benigni juga terinspirasi dari kisah Ayahnya, Luigi Benigni. Luigi pernah menjadi bagian dari tentara Italia pada masa Perang Dunia II. Setiap kali Luigi menceritakan pengalamannya selama dua tahun di kamp konsentrasi Nazi pada anak-anaknya, Luigi berusaha untuk menambahkan humor dalam ceritanya agar anak-anak Luigi tidak merasa ketakutan.
Tak hanya menjadi sutradara dan penulis naskah, Roberto Benigni juga memerankan karakter sentral yang bernama Guido Orefice.
baca: Battleship Island, Film Terbaru Song Joong Ki Bertema Perang Dunia
Pemain lain dalam film Life is Beautiful, yakni Nicoletta Braschi yang berperan sebagai Dora Orefice, Giorgio Cantarini sebagai Giosuè Orefice, Giustino Durano memerankan Paman Eliseo, Horst Buchholz sebagai Dokter Lessing, Marisa Paredes sebagai ibu dari Dora, Sergio Bustric sebagai Ferruccio, Amerigo Fontani sebagai Rodolfo, Lydia Alfonsi sebagai Guicciardini, Giuliana Lojodice sebagai kepala sekolah, Pietro Desilva sebagai Bartolomeo, serta Francesco Guzzo sebagai Vittorino.
Berikut ini adalah sinopsis dan review film Life is Beautiful.
Sinopsis Film Life is Beautiful 1997
Film Life is Beautiful 1997 mengambil latar di wilayah Italia pada tahun 1939. Di awal film, terlihat dua orang pria mengemudikan sebuah mobil. Namun, di tengah jalan, mobil mereka tiba-tiba rusak dan akhirnya mereka berhenti di tengah sebuah area pinggiran kota.
Salah satu pria itu adalah tokoh utama dalam film Life is Beautiful. Ia bernama Guido Orefice, seorang pria Yahudi Italia yang hendak pindah ke daerah kota untuk memulai hidup baru. Di kota, rencananya Guido akan bekerja sebagai pelayan yang dikelola oleh pamannya, Eliseo.
Sementara temannya sedang memperbaiki mobil, Guido lalu berjalan-jalan ke daerah sekitar. Ketika sampai di sebuah rumah pertanian, seorang gadis tiba-tiba terjatuh dari sebuah menara cerobong yang rendah dan menimpa Guido. Guido jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis itu yang bernama Dora.
Sesampainya di kota, Guido kembali bertemu dengan Dora. Ternyata, Dora berprofesi sebagai guru dan merupakan tunangan dari seorang pria kaya dan sombong yang bekerja di pemerintahan. Tetapi, Guido tak patah arang.
Guido berusaha menarik perhatian Dora dengan segala cara. Ia bahkan menyamar untuk bisa bertemu dengan Dora di sekolah tempat wanita itu mengajar.
Guido lalu ikut menonton sebuah pertunjukan opera yang dihadiri oleh Dora dan tunangannya. Di sana, berkat bantuan teman Guido, ia berhasil memisahkan Dora dari tunangannya dan mengantar wanita itu pulang.
Meski awalnya terkejut dengan berbagai aksi nekat Guido, Dora akhirnya luluh. Apalagi, Guido adalah sosok yang humoris dan cerdas.
Pada pesta pertunangan Dora, Guido ikut bekerja sebagai pelayan. Di sana, ia lalu memberi kejutan pada Dora dengan menjemputnya menggunakan kuda. Dora terlihat gembira melihat kehadiran Guido. Dora pun tanpa ragu menyambut uluran tangan Guido dan pergi bersamanya, meninggalkan ibu dan tunangannya yang merasa malu karena insiden itu.
Guido dan Dora akhirnya menikah serta memiliki seorang putra bernama Giosuè. Tahun-tahun berlalu dan putra mereka pun tumbuh semakin besar.
Keluarga itu membuka sebuah toko buku kecil di tengah kota, sementara Dora masih bekerja sebagai guru. Pada saat itu, Perang Dunia II menjadi semakin panas.
Dengan latar belakang Guido sebagai seorang Yahudi di negara Italia yang merupakan sekutu dari Jerman, mereka kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitar mereka. Pintu toko mereka ditulisi dengan ucapan kebencian oleh orang-orang tidak dikenal. Tak hanya itu, seringkali Guido juga diwajiban untuk pergi melapor ke pemerintah setempat tanpa alasan yang jelas.
baca: Review Sinopsis Film Children of Men (2006), Ketika Umat Manusia Dalam Ambang Kehancuran
Ibu Dora pada akhirnya menerima keputusan Dora untuk bersama Guido. Suatu hari, ia pun mengunjungi toko buku keluarga Orefice dan bertemu dengan cucu yang tak pernah ia jumpai sebelumnya. Ia lalu mengatakan bahwa ia ingin menyelenggarakan pesta ulang tahun untuk Giosuè.
Tetapi, di hari ulang tahunnya, Giosuè, Guido, dan Eliseo dibawa pergi oleh tentara Jerman untuk menuju kamp konsentrasi bagi orang-orang Yahudi. Mereka diangkut dengan menggunakan truk militer dan dibawa ke sebuah stasiun. Selama perjalanan, Giosuè yang kebingungan bertanya pada Guido ke mana mereka akan pergi.
Sejak hari itu, untuk menenangkan Giosuè, Guido pun lalu mulai memainkan sandiwara penuh kebohongan. Ia mengatakan bahwa mereka sebenarnya sedang menuju ke sebuah area permainan untuk merayakan ulang tahun Giosuè.
Sementara itu, saat Dora pulang ke rumah, ia terkejut mendapati bahwa keluarganya tak ada di sana. Ia lalu mengetahui bahwa keluarganya dibawa pergi ke kamp konsentrasi.
Dora menyusul ke stasiun dan mengatakan bahwa ia ingin untuk ikut dibawa serta ke kamp konsentrasi secara sukarela. Tujuannya adalah agar ia bisa dekat dengan suami dan anaknya. Tetapi, sesampainya mereka di sana, para tahanan pria dan wanita ternyata dipisahkan, sehingga Guido tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Dora.
Guido dan Giosuè dimasukkan ke dalam sebuah kamar dengan kasur bertingkat yang dipenuhi oleh belasan tahanan lain. Baik kamar itu maupun para tahanan di sana kondisinya nampak sangat menyedihkan.
baca: Review Sinopsis Film Angel Has Fallen (2019), Mike Banning Membunuh Presiden?
Tetapi, Guido berbohong pada Giosuè dan mengatakan bahwa permainan baru saja dimulai. Dalam permainan ini, Giosuè harus mengikuti beberapa aturan. Jika Giosuè bisa mengikuti aturan, maka mereka akan mendapatkan sejumlah poin. Sebaliknya, mereka juga akan kehilangan poin jika Giosuè melanggar aturan.
Termasuk di antara aturan permainan mengharuskan Giosuè untuk lebih tabah, tidak merengek dan minta bertemu dengan ibunya, terus bersembunyi di kamar itu (tujuan sebenarnya adalah agar keberadaan Giosuè tidak diketahui oleh prajurit Nazi), menahan lapar (karena makanan hanya diberikan sesekali), dan menuruti setiap perkataan Guido agar mereka bisa menang.
Guido mengatakan bahwa hadiah bagi para pemenang yang bisa bertahan hingga akhir adalah sebuah tank besar. Giosuè pun setuju untuk ikut bermain, tak menyadari bahwa ayahnya sebenarnya sedang berbohong untuk melindungi dirinya.
Sementara itu, tentara Nazi memutuskan untuk memasukkan orang-orang lanjut usia dan anak-anak yang tidak bisa dipekerjakan, seperti Eliseo dan Giosuè, ke dalam kamar gas beracun. Para tentara Nazi berusaha menutupi dengan cara mengatakan bahwa itu adalah kamar pemandian agar para tahanan masuk tanpa perlawanan.
Tetapi, Giosuè yang pada dasarnya memang tidak suka mandi menyelinap pergi dari kerumunan dan pergi menemui ayahnya yang sedang bekerja di kamp.
Hari demi hari, keluarga Orefice terus bertahan di dalam kamp konsentrasi. Akhirnya, terdengar kabar gembira bahwa para Sekutu telah memenangkan Perang Dunia II dan sedang dalam perjalanan menuju kota itu untuk membebaskan para tahanan Yahudi.
Guido memberitahu Giosuè bahwa mereka telah sampai pada tantangan terakhir. Di tantangan ini, Giosuè harus bersembunyi di dalam sebuah kotak besi. Giosuè tidak boleh keluar apapun yang terjadi sampai semua orang di dalam kamp konsentrasi itu telah pergi.
Sementara itu, Guido sendiri berusaha mencari Dora. Namun, di tengah pencariannya, ia tanpa sengaja lalu terlihat oleh pasukan Nazi. Seorang prajurit lalu diperintahkan untuk mengeksekusi Guido.
Ketika mereka melangkah keluar, Guido masih sempat tersenyum dan berkedip ke arah Giosuè yang mengintip dari lubang kecil di kotak besi tempat ia bersembunyi. Di sebuah lorong tersembunyi, Guido akhirnya ditembak mati.
Keesokan paginya, tentara Nazi telah meninggalkan kamp konsentrasi. Para Yahudi yang kini telah bebas lalu mulai keluar dari sel-sel mereka dan berjalan pergi.
Ketika kamp akhirnya sudah sepi, Giosuè akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Tak lama, sebuah tank yang dikendarai oleh pasukan Amerika Serikat datang. Giosuè mengira bahwa itulah tank yang dijanjikan oleh ayahnya sebagai hadiah jika mereka bisa memenangkan permainan.
Seorang tentara Amerika mengajak Giosuè untuk ikut naik ke atas tank dan Giosuè pun terlihat sangat gembira. Dalam perjalanan, Giosuè lalu melihat ibunya berada di barisan orang-orang Yahudi yang berjalan meninggalkan kamp dan memanggilnya.
Ibunya nampak bahagia bisa menemukan Giosuè. Di kemudian hari, ketika ia telah tumbuh dewasa, Giosuè baru menyadari tentang pengorbanan yang telah dilakukan oleh ayahnya.
Sekian ulasan dan sinopsis film Life is Beautiful.
baca: Review Sinopsis Film 1917, Kengerian Berpacu dengan Waktu di Masa Perang
Kesimpulan
Film Life is Beautiful adalah sebuah drama komedi bertema masa Perang Dunia II yang sangat menyentuh. Film ini akan membuat kamu tertawa karena komedi-komedi cerdasnya, tetapi juga merasa terharu lewat berbagai adegan emosional.
Life is Beautiful juga memberikan banyak inspirasi. Film ini mengajarkan bahwa tetap berpikir optimis di tengah keadaan sulit bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk dilakukan.
Nah, selamat menonton!
Sumber foto: Miramax Films
