wekepo.com. Selain Parasite, salah satu film lain yang cukup banyak dijagokan untuk memenangkan piala Oscar tahun 2020 bisa jadi adalah film drama perang asal Amerika Serikat berjudul 1917. Sejak dirilis pada 25 Desember 2019 di Amerika Serikat, film garapan Sam Mendes ini telah menerima berbagai penghargaan terkemuka di bidang perfilman.
Pada gelaran The Academy Awards atau Oscar ke-92, film 1917 menerima hingga sepuluh nominasi. Pada akhirnya, film yang diproduksi oleh DreamWorks Pictures dan empat rumah produksi lain tersebut memenangkan tiga dari nominasi di Oscar, yakni pada kategori “Visual Effects”, “Sound Mixing”, dan “Cinematography”. Tak hanya itu, film 1917 berhasil memenangkan beberapa pengahargaan lain. Termasuk di antaranya adalah Golden Globe Award, Critics’ Choice Awards ke-25, British Academy Film Awards ke-73, dan Cinema for Peace.
Film 1917 yang memiliki genre drama perang ini diarahkan oleh Sam Mendes dengan naskah yang ia tulis sendiri bersama Krysty Wilson-Cairns. Sam Mendes mendapatkan inspirasi untuk naskah film 1917 dari cerita pengalaman yang dahulu sering dikisahkan oleh sang kakek, Alfred Mendes. Alfred adalah warga asli Trinidad yang pernah bekerja sebagai pembawa pesan untuk satuan Tentara Inggris di Front Barat pada masa perang.
Sementara itu, dua tokoh utama dalam film ini, Lance Corporal William “Will” Schofield dan Lance Corporal Thomas “Tom” Blake, diperankan masing-masing oleh aktor George MacKay serta Dean-Charles Chapman. Film 1917 juga dibintangi oleh Mark Strong yang berperan sebagai Captain Smith, Andrew Scott sebagai Lieutenant Leslie, Richard Madden sebagai Lieutenant Joseph Blake, Colin Firth sebagai General Erinmore, serta Benedict Cumberbatch sebagai Colonel Mackenzie.
Bahkan bagi kamu yang nggak terlalu suka dengan film bergenre perang atau aksi, film 1917 tetap layak untuk kamu tonton. Sebab, berbeda dengan film perang lain yang identik dengan kisah pertempuran pasukan dalam jumlah kolosal, film 1917 justru mengangkat jalan cerita yang sedikit berbeda. Secara umum, film ini menampilkan perjuangan dua orang prajurit perang, yakni Lance Corporal Schofield dan Lance Corporal Blake, yang harus berpacu dengan waktu ketika mereka ditugaskan untuk menyampaikan sebuah pesan penting yang bisa menyelematkan ribuan nyawa. Dalam perjalanan yang harus mereka tempuh, mereka menemui berbagai rintangan berbahaya yang mengancam keselamatan jiwa mereka sendiri.
baca: Sinopsis Film Green Book, Film tentang Persahabatan Antarras Yang Menyentuh Hati
Terdengar seru, bukan? Buat kalian yang ingin tahu cerita lengkapnya, yuk simak sinopsisnya berikut ini.
Sinopsis Film 1917
Di awal film 1917, nampak dua pria muda berseragam prajurit sedang beristirahat di bawah pohon yang rindang. Keduanya adalah Lance Corporal William “Will” Schofield dan Lance Corporal Thomas “Tom” Blake. Mereka adalah bagian dari satuan tentara Inggris yang sedang bertugas dalam rangkaian pertempuran di Front Barat untuk melawan tentara Jerman pada Perang Dunia I. Wilayah kedua prajurit tersebut ditugaskan adalah di negara Prancis.
Ketenangan istirahat kedua prajurit tersebut tak berlangsung lama ketika salah seorang prajurit dengan pangkat yang lebih tinggi datang menghampiri dan membangunkan Blake yang sedang terbaring tidur. Setelah Blake terbangun, prajurit tersebut kemudian memberitahunya bahwa ia dipanggil oleh jenderal mereka, General Erinmore, ke markas pasukan. Prajurit itu juga menyebut bahwa General Erinmore meminta Blake untuk memilih dan mengajak salah seorang rekannya untuk ikut serta.
Kedekatan Blake dengan Schofield membuatnya memilih Schofield untuk ikut dengannya. Mereka pun beranjak pergi untuk menemui General Erinmore. Sesampainya di tenda markas, Blake cukup terkejut ketika melihat bahwa di bagian dalam tenda markas itu, banyak hadir para petinggi militer Inggris, termasuk General Erinmore sendiri.
General Erinmore kemudian dengan lugas menjelaskan pada Blake bahwa mereka sedang menghadapi sebuah krisis yang mengancam pasukan mereka. Menurut General Erinmore, pada tanggal 6 April 1917, pesawat udara pengintai Inggris mengamati bahwa Jerman secara mencurigakan tiba-tiba menarik pasukannya dari sebuah sektor di bagian utara wilayah Prancis.
Berdasarkan pantauan tersebut, militer Inggris dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya pasukan Jerman tidak sedang berusaha mundur atau menyerah, tetapi justru sedang mengubah strategi perang mereka. Sebab, kini Jerman mengalihkan dan memusatkan para tentara mereka di wilayah strategis yang mereka jadikan medan baru bagi Hindenburg Line (jalur pertahanan Jerman). Di medan itu, mereka telah menyiapkan “jebakan” dan bersiap untuk menyerang tentara Inggris dengan satuan pasukan artileri tangguh.
Sementara itu, Batalion Kedua dari Resimen Devonshire milik militer Inggris yang dipimpin oleh Colonel Mackenzie telah dijadwalkan untuk menyerbu tempat itu hanya dalam waktu beberapa hari. Termasuk di dalam Resimen Devonshire itu adalah kakak dari Blake sendiri, yaitu Lieutenant Joseph Blake. Misi tersebut pada dasarnya adalah misi bunuh diri yang jelas akan menewaskan setidaknya 1.600 prajurit jika tetap dilakukan.
Namun sayanganya, jalur komunikasi militer saat itu terputus dan General Erinmore tak dapat memperingatkan Colonel Mackenzie tentang apa yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, ia menugaskan Blake dalam misi untuk menyampaikan berita penting tersebut dan membatalkan serangan pasukan Devonshire. Untuk menemani Blake, ia memerintahkan Blake agar mengajak Schofield dengannya dalam misi tersebut.
Mendengar bahwa nyawa kakaknya berada dalam bahaya, Blake pun tanpa ragu menerima misi tersebut dan membulatkan tekadnya untuk bisa menemukan pasukan Devonshire sebelum mereka sempat melakukan serangan.
baca: Review Sinopsis Film A Walk in the Woods (2015), Petualangan Mencari Kedamaian dari Alam
Mengetahui misi yang akan mereka lakukan, Schofield menunjukkan reaksi yang berlawanan dengan Blake. Schofield berusaha membujuk Blake untuk setidaknya menunda keberangkatan mereka ketika malam tiba, sehingga pergerakan mereka sulit untuk dilihat oleh musuh yang mungkin masih ada di luar sana. Tetapi, Blake menolak usul ini dan mengatakan bahwa mereka hanya punya waktu yang sangat terbatas untuk menyelesaikan misi ini.
Mereka lalu pergi ke lapisan pertahanan terluar dari wilayah pertahanan Inggris yang berupa jaringan parit. Di lapisan luar itu, mereka melihat kelompok pasukan pertahanan Inggris yang baru saja menderita serangan yang diluncurkan Jerman di No Man’s Land, wilayah kosong yang memisahkan parit pertahanan Inggris dan Jerman. Komandan pasukan itu memperingatkan Blake dan Schofield untuk tetap berhati-hati.
Mereka pun memulai perjalanan berbahaya mereka. Di No Man’s Land, mereka menyaksikan pemandangan mengerikan berupa banyaknya mayat tentara dari kedua kubu yang berserakan. Setelah berjalan sejenak, mereka pun sampai di parit pertahanan Jerman yang memang ternyata kini telah benar-benar ditinggalkan.
Walaupun kosong, Blake dan Schofield segera menyadari bahwa banyak sudut di parit pertahanan itu telah dipasangi peledak oleh tentara Jerman yang bisa terpicu bahkan dari gerakan sekecil apapun. Mereka berusaha berhati-hati keluar dari sana. Namun, seekor tikus besar tiba-tiba muncul dan mengaktifkan salah satu peledak. Blake dan Schofield berlari untuk menyelematkan diri dan dengan beruntung berhasil keluar sebelum seluruh bangunan meledak dan runtuh.
Schofield sempat tak bisa melihat karena debu dari ledakan. Ia pun berniat untuk kembali dan tak melanjutkan misi. Tapi, ia kemudian menyadari bahwa ia ingin tetap membantu Blake untuk meneruskan misi tersebut.
Mereka lalu sampai di sebuah padang pertanian yang subur. Di sana, Blake bercerita bahwa ia merindukan ibu, keluarga, dan kampung halamannya, saat ia melihat beberapa pohon Sakura seperti yang ada di tempat asalnya bersemi di padang itu.
Mereka menemukan sebuah rumah pertanian yang ditinggalkan. Tak lama, sebuah pesawat tempur Jerman jatuh di dekat mereka. Ketika mereka berusaha menyelamatkan sang pilot yang terbakar, pilot itu justru menikam Blake dengan belati hingga membuat luka yang fatal. Schofield menembak mati pilot itu dan segera menghampiri Blake yang sekarat. Sebelum Blake meninggal, Schofield berjanji pada Blake bahwa ia akan menyelesaikan misi itu dan menuliskan surat pada ibu Blake.
Tak lama kemudian, rombongan pasukan Inggris yang kebetulan sedang melewati daerah itu memberi tumpangan pada Schofield. Tapi perjalanan mereka lalu terhenti karena ada jembatan yang terputus. Schofield pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki agar ia bisa sampai lebih cepat.
Di jembatan Écoust-Saint-Mein, seorang penembak jitu mengintai Schofield dan ia pun terlibat baku tembak. Pada akhirnya, Schofield berhasil membunuh tentara Jerman itu, sementara ia sendiri mendapat luka tembak yang membuatnya tak sadarkan diri.
Ketika ia sadar, Schofield mendapati bahwa tentara Jerman telah membakar kota itu dan di sekitar wilayah itu masih terdapat beberapa tentara Jerman yang berjaga. Saat ia menyusuri kota, seorang tentara Jerman melihatnya dan berusaha menembak Schofield.
Ia berhasil lolos dan tanpa sengaja masuk ke dalam tempat persembunyian seorang wanita penduduk kota yang membawa bayi. Wanita itu mengobati luka Schofield. Schofield memberikan seluruh perbekalannya pada mereka sebelum ia pergi.
Di luar, Schofield kembali menjumpai lebih banyak tentara Jerman lagi. Tetapi kali ini, ia benar-benar berhasil meloloskan diri dengan menjatuhkan dirinya ke dalam aliran sebuah sungai yang deras.
Aliran sungai itu berubah menjadi air terjun dan menghanyutkan Schofield lebih jauh ke bagian hilir. Setelah aliran sungai mereda, Schofield berusaha berenang ke tepian.
Di tepian sungai, Schofield samar-samar mendengar nyanyian pilu sekelompok prajurit. Dari salah seorang prajurit, ia mengetahui bahwa mereka adalah D Company dari Resimen Devonshire kedua yang sedang bersiap untuk melancarkan gelombang terakhir serangan ke tentara Jerman.
Mendengar hal ini, Schofield buru-buru menanyakan di mana ia bisa menemui Colonel Mackenzie. Karena parit pertahanan telah disesaki dengan tentara yang siap menyerang, Schofield akhirnya dengan berani memanjat parit dan berlari langsung di medan pertempuran. Di sekitarnya, terlihat pasukan Devon berlari sambil meneriakkan seruan pertempuran.
Schofield menemukan Colonel Mackenzie tepat pada waktunya. Ia menyerahkan surat dari General Erinmore dan setelah membacanya, Mackenzie pun membatalkan serangan terakhir.
baca: Review Sinopsis Film John Wick 3 : Parabellum, Pertarungan Setelah Menjadi Buronan
Schofield lalu menemui kakak Blake, Joseph Blake, untuk menyerahkan surat terakhir dan kalung Blake. Meski terlihat terpukul dengan berita yang dibawa oleh Schofield, Joseph mengucapkan terima kasih.
Film ditutup dengan Schofield yang terduduk dengan letih di bawah sebuah pohon, melihat foto keluarganya, lalu menyaksikan langit pagi.
Nah, itu dia sinopsis lengkap film 1917. Ada banyak alasan mengapa kalian harus menonton film ini. Selain visualnya yang memukau, film ini juga punya pesan yang dalam tentang isu kemanusiaan. Jadi, langsung aja yuk tonton filmnya!
Sumber foto: Universal Pictures