Wekepo.com – Film Pretty Woman, kisah cinta di antara dua orang dengan latar belakang yang berbeda seperti Romeo dan Juliet memang bukan konsep cerita baru dalam genre film romantis komedi.
Tetapi, sebuah film drama romantis berjudul Pretty Woman yang dirilis pada 1990 berhasil mengangkat tema klasik itu, namun dengan menggunakan latar cerita modern. Film berdurasi 119 menit ini menceritakan kisah romansa di antara pengusaha kaya bernama Edward Lewis dan pekerja se*s komersial bernama Vivian Ward.
Pretty Woman disutradarai oleh Garry Marshall, berdasarkan naskah yang ditulis oleh J. F. Lawton. Film ini terwujud melalui kerjasama rumah produksi Touchstone Pictures, Silver Screen Partners IV, serta Regency International Pictures. Sementara itu, Buena Vista Pictures menjadi perusahaan yang mengelola perilisan dan distribusi film tersebut.
Deretan aktor yang menjadi para pemeran film Pretty Woman di antaranya adalah Richard Gere yang berperan sebagai Edward Lewis, Julia Roberts sebagai Vivian Ward, Ralph Bellamy sebagai James Morse, Jason Alexander sebagai Phillip Stuckey, Héctor Elizondo sebagai Barney Thompson, Laura San Giacomo sebagai Kit De Luca, serta Alex Hyde-White sebagai David Morse.
Langsung saja yuk, cek sinopsis film Pretty Woman berikut ini.
Sutradara | Garry Marshall |
Penulis Naskah | J. F. Lawton |
Tanggal Rilis | 23 Maret 1990 (United States) |
Durasi Tayang | 119 menit |
Asal Negara | United States |
Bahasa | English |
Genre / Tema | Romantis, Komedi |
Sinopsis Film Pretty Woman (1990)
Cerita Tentang Film Pretty Woman diawali dari kisah seorang pria bernama Edward Lewis, seorang pengusaha kaya asal New York. Dalam bisnisnya itu, Edward membeli berbagai perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan, lalu memecah aset perusahaan itu menjadi bagian kecil yang kemudian ia jual kembali.
Edward sangat sibuk hingga sering kali mengabaikan kehidupan personalnya sendiri. Suatu hari, Edward menelepon kekasihnya untuk meminta wanita itu menemaninya ke sebuah acara pertemuan bisnis.
Namun, kekasih Edward itu menolak karena merasa selama ini Edward hanya menghubunginya ketika Edward membutuhkan sesuatu. Wanita itu akhirnya memutuskan hubungan mereka.
Beberapa hari kemudian, Edward melakukan perjalanan bisnis ke Kota Los Angeles, Amerika Serikat. Ia menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh rekan bisnisnya di daerah Hollywood Hills.
Saat Edward akan pulang ke hotelnya, ia meminjam mobil mewah milik pengacaranya, Phillip Stuckey. Edward yang baru menggunakan mobil seperti tipe milik Phillip itu merasa agak kaku dan kesulitan dalam mengendarainya.
baca: Review Sinopsis Loving Vincent (2017), Film Animasi dari Lukisan
Hal ini semakin diperparah karena Edward tidak begitu mengetahui jalanan Kota Los Angeles. Akibatnya, di satu titik, Edward pun tersesat hingga sampai ke Hollywood Boulevard, bagian rawan di kota itu. Saat ia menepi dan berhenti untuk menanyakan arah yang benar, Edward bertemu dengan seorang wanita bernama Vivian Ward.
Vivian sendiri adalah seorang pekerja s**s komersial yang miskin dan hidup dalam kesulitan ekonomi. Ia tinggal seorang diri di sebuah ruang apartemen kecil yang terletak di lingkungan penuh kriminalitas di Los Angeles.
Vivian kesulitan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, bahkan ia telah menunggak pembayaran apartemennya. Tiap kali ia akan keluar dari apartemen, ia harus menggunakan tangga darurat agar tidak perlu berpapasan dengan pemilik apartemen itu.
Vivian memiliki seorang teman dekat bernama Kit De Luca. Meskipun berlidah tajam, Kit adalah sosok sahabat yang setia dan selalu mendukung Vivian.
Saat Vivian bertemu dengan Edward malam itu, ia kemudian menawarkan kesepakatan untuk menjadi pemandu jalan bagi Edward dengan imbalan sejumlah uang. Edward awalnya merasa ragu, namun ia kemudian membolehkan Vivian untuk masuk ke mobil itu dan menjadi pemandunya.
Di tengah perjalanan, Vivian mengatakan bahwa ia tahu banyak mengenai dunia otomotif, termasuk tentang tipe mobil yang dikendarai Edward saat itu. Edward akhirnya membiarkan Vivian untuk menyetir mobil itu.
Dengan bantuan Vivian, Edward bisa kembali lagi ke hotel mewah tempat ia menginap. Vivian meminta bayaran sebesar $20 pada Edward untuk bantuannya itu. Setelah menerima uang dari Edward, Vivian pun berjalan pergi dan mengatakan bahwa ia akan menumpang bis untuk kembali ke tempatnya.
Melihat sosok Vivian yang berdiri sendiri menunggu bis, Edward akhirnya mengatakan bahwa Vivian bisa singgah di tempatnya untuk malam itu. Keesokan harinya, terlintas di pikiran Edward bahwa Vivian sebenarnya bisa berpura-pura menjadi kekasih yang ia ajak untuk menghadiri berbagai pertemuan bisnis.
Edward membuat kesepakatan dengan Vivian bahwa ia akan membayar uang sejumlah $3000 agar Vivian menemani Edward selama enam hari berikutnya. Edward juga akan menanggung biaya belanja baju baru yang diperlukan Vivian untuk pergi bersamanya ke berbagai acara bisnis tersebut.
Vivian merasa sangat gembira dan menyetujui tawaran Edward ini. Ia kemudian pergi berbelanja untuk mencari baju yang sesuai dengan acara yang akan ia hadiri dengan Edward.
Namun, ketika ia sampai di daerah pusat perbelanjaan elit di Kota Los Angeles, pegawai di salah satu toko itu meremehkan penampilan Vivian yang vulgar dan tidak elegan. Pegawai itu bahkan akhirnya mengusir Vivian.
Vivian kembali ke hotel dengan perasaan sangat malu dan sedih. Saat melihat ini, Barney Thompson, manajer baik hati di hotel tempat Edward menginap itu memutuskan untuk membantu Vivian. Ia memesankan gaun yang indah untuk dikenakan oleh Vivian.
Sore itu, saat Edward pulang dan melihat penampilan baru Vivian, ia merasa terkejut. Ia terpukau dengan transformasi Vivian yang kini nampak elegan dan anggun.
Edward lalu mengajak Vivian untuk menghadiri sebuah acara makan malam bersama salah satu kolega bisnisnya. Perusahaan kolega Edward itu akan mengalami kebangkrutan, dan Edward berusaha meyakinkan pemiliknya, seorang ayah dan putranya, untuk menjual perusahaan mereka pada Edward.
Kedua kolega bisnis Edward itu merasa ragu dengan pendekatan perusahaan Edward yang nampak tidak tulus dan hanya peduli pada keuntungan semata. Tetapi, di acara makan malam itu, mereka terkesan dengan kepolosan dan keluguan Vivian yang nampak tidak terbiasa berada di restoran mewah.
Setelah malam itu, Edward menjadi lebih dekat dengan Vivian. Ia bahkan mulai menceritakan tentang sekilas kehidupan personalnya pada Vivian.
Keesokan harinya, Edward mengajak Vivian untuk menghadiri sebuah pertandingan polo yang juga dihadiri oleh para rekan bisnisnya. Dalam acara itu, Phillip mengungkapkan kecurigaannya pada Edward bahwa Vivian mungkin saja adalah seorang mata-mata yang sengaja dikirim oleh perusahaan pesaing mereka.
Edward membantah dugaan Phillip ini dengan menceritakan tentang awal pertemuannya dengan Vivian. Saat mengetahui latar belakang Vivian, Phillip pun mendekati Vivian dan mengatakan bahwa ia tertarik untuk menjalin kesepakatan dengan Vivian juga begitu urusannya dengan Edward berakhir.
Vivian tersinggung dan merasa marah pada Edward karena telah mengungkapkan latar belakangnya pada orang lain. Vivian meminta pada Edward untuk mengakhiri kesepakatan mereka.
Tetapi, Edward kemudian meminta maaf pada Vivian. Edward mengaku bahwa ia sebenarnya merasa cemburu karena di acara pertandingan polo itu, Vivian nampak memperhatikan kolega bisnis Edward yang mereka temui sebelumnya.
Mereka pun akhirnya berdamai lagi. Hubungan Edward dan Vivian bahkan menjadi semakin dekat. Edward terkesan dengan ketulusan hati dan keterbukaan Vivian dalam mengungkapkan pikirannya.
Suatu hari, Edward mengajak Vivian untuk pergi dengan menggunakan pesawat jet pribadinya untuk menonton sebuah acara pertunjukan opera di San Francisco. Vivian merasa tersentuh hingga menangis saat menyaksikan pertunjukan itu.
Malam itu, ketika Edward nampak sudah tidur, Vivian mengaku bahwa ia mencintai Edward. Tak lama kemudian, Vivian sendiri akhirnya terlelap. Tanpa diketahui Vivian, Edward sebenarnya saat itu belum tidur dan mendengar perkataan Vivian.
Suatu pagi, Edward lalu membahas tentang apa yang akan terjadi setelah kontrak kesepakatan mereka selesai. Edward menawarkan untuk menyewakan Vivian sebuah apartemen agar ia tidak perlu lagi bekerja di jalanan.
Tetapi, Vivian menolaknya karena merasa sakit hati dengan penawaran ini. Ia berpendapat bahwa hingga di titik itu, Edward masih belum menaruh perasaan cinta yang tulus padanya.
Vivian mengatakan bahwa saat ia masih kecil dulu, ia sering berkhayal akan ada seorang ksatria di atas kuda putih yang akan menyelamatkannya. Namun, khayalan khas cerita dongeng itu nampaknya tak akan pernah terwujud.
baca: Review Sinopsis Film He’s Just Not That Into You, Film Nasihat Soal Asmara
Vivian tak ingin hubungan antara dirinya dan Edward terus menerus hanya dilandasi dengan uang. Sejak percakapan itu, interaksi di antara Edward dan Vivian pun menjadi berubah agak canggung.
Edward kemudian pergi untuk menghadiri pertemuan terakhir dengan kolega bisnis yang perusahaannya akan ia beli. Namun, kebaikan hati Vivian telah mengubah dan mempengaruhi Edward. Bukannya membeli perusahaan ayah dan anak itu, Edward justru menawarkan sebuah kerjasama untuk memperbaiki perusahaan mereka agar bisa kembali berjaya.
Setelah Phillip mengetahui bahwa Edward membuat perusahaan mereka kehilangan potensi keuntungan yang besar, Phillip pun merasa marah dan kecewa pada Edward. Phillip pergi ke hotel Edward untuk menemuinya, tetapi hanya menemukan Vivian di sana.
Phillip lalu berusaha melampiaskan amarahnya dengan cara menyerang dan melakukan percobaan pelecehan s***ual pada Vivian. Sebelum Phillip bisa bertindak lebih jauh, Edward datang, menghajar Phillip, dan mengusir Phillip dari sana. Vivian merasa terguncang oleh kejadian yang baru ia alami.
Setelah urusan bisnisnya di Kota Los Angeles rampung, Edward pun bersiap untuk kembali ke New York. Edward meminta agar Vivian tinggal bersamanya malam itu. Bukan karena Edward membayarnya, namun karena keinginan Vivian sendiri. Tetapi, Vivian menolak tawaran itu dan pulang ke apartemennya.
Saat Edward berada dalam perjalanan menuju bandara, ia pun kemudian merenungi lagi semua hal yang terjadi dalam kehidupannya beberapa waktu belakangan itu. Ia pun memutuskan bahwa ia membutuhkan keberadaan Vivian dalam hidupnya.
Edward mengurungkan perjalanannya ke bandara dan justru pergi ke apartemen Vivian. Di sana, ia memanjat tangga darurat bangunan apartemen Vivian, sehingga nampak seperti gambaran ksatria seperti yang diimpikan oleh Vivian. Edward dan Vivian pun akhirnya bersatu.
Sekian ulasan dan sinopsis film Pretty Woman.
Kesimpulan Film Pretty Woman
baca: Review Sinopsis Film Brooklyn (2015), Drama Romantis Historis yang Sederhana nan Manis
Pretty Woman menjadi salah satu film romantis paling populer di tahun 1990-an. Perbedaan latar belakang dua tokoh utamanya menjadi hal yang membuat menarik kisah cinta antara karakter Edward dan Vivian dalam film ini.
Hingga saat ini, film Pretty Woman masih menjadi salah satu film klasik yang jalan ceritanya sangat khas dan berkesan, hingga menginspirasi beberapa film barat romantis lain untuk mengangkat jalan cerita yang bernuansa serupa.
Sumber foto: Touchstone Pictures