Wekepo.com – Film A Series of Unfortunate Events merupakan sebuah film drama bergenre komedi gelap yang dirilis pada tahun 2004. Film ini diangkat dari seri buku berjudul sama karya penulis Lemony Snicket.
Film berdurasi 108 menit ini disutradarai oleh Brad Silberling berdasarkan naskah yang ditulis oleh Robert Gordon.
Para pemeran dalam film A Series of Unfortunate Events meliputi Jim Carrey, Jude Law, Liam Aiken, Emily Browning, Timothy Spall, Catherine O’Hara, Billy Connolly, Luis Guzmán, Jennifer Coolidge, serta Meryl Streep.
Sutradara | Brad Silberling |
Penulis Naskah | Robert Gordon |
Cerita Diadaptasi dari | A Series of Unfortunate Events by Lemony Snicket |
Tanggal Rilis | 17 Desember 2004 |
Durasi Tayang | 108 menit |
Asal Negara | United States |
Bahasa | English |
Didistribusikan oleh |
|
Tema / Genre | Fantasi, Komedi |
Berikut adalah sinopsis dari film A Series of Unfortunate Events.
Sinopsis Film A Series of Unfortunate Events (2004)
Film A Series of Unfortunate Events diceritakan oleh seorang narator misterius yang mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang penulis bernama Lemony Snicket. Dalam film A Series of Unfortunate Events, Lemony Snicket lah yang menuturkan kisah anak-anak yatim piatu Baudelaire sebagai para karakter sentral. Bagian awal film menampilkan Lemony Snicket yang terlihat mulai menulis cerita tersebut di atas sebuah menara jam.
Anak-anak yatim piatu Baudelaire terdiri dari Violet Baudelaire, Klaus Baudelaire, dan Sunny Baudelaire. Violet Baudelaire si sulung dari tiga bersaudara itu adalah seorang anak perempuan yang kreatif. Ia selalu bisa merangkai berbagai benda yang ada di sekitarnya menjadi sebuah karya penemuan yang meski sederhana, bisa bermanfaat. Setiap kali ia hendak memikirkan suatu ide kreatif untuk sebuah penemuan baru, Violet akan mengikat rambutnya dengan pita.
Klaus Baudelaire si anak tengah adalah seorang anak laki-laki yang tak kalah cerdas dari kakaknya. Namun, berbeda dengan Violet, kecerdasan Klaus lebih banyak berasal dari wawasan yang ia baca dari buku. Ia adalah seorang kutu buku yang sangat gemar mendalami berbagai macam ilmu pengetahuan.
Sementara itu, anak terakhir dari keluarga Baudelaire bernama Sunny. Meskipun ia masih bayi, Sunny sudah pandai mencerna peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Ia kadang menggumamkan beberapa kata yang dalam film ini diterjemahkan sebagai kalimat sarkasme cerdas. Sunny baru memiliki empat gigi, tetapi keempat giginya ini amat tajam karena Sunny punya kebiasaan menggigit berbagai benda di sekitarnya.
Ketiga anak Baudelaire awalnya hidup bahagia bersama orang tua mereka yang menyayangi mereka. Keluarga Baudelaire sendiri adalah keluarga yang sangat kaya.
Tetapi, suatu hari, saat mereka sedang keluar tanpa orang tua mereka, rumah mereka tiba-tiba mengalami kebakaran. Orang tua mereka yang berada di dalam rumah pun ikut terbakar dan akhirnya meninggal dalam kejadian itu. Anehnya, penyebab kebakaran rumah Keluarga Baudelaire itu tidak dapat diketahui.
Mr. Poe yang mengurus keuangan keluarga mereka kemudian menyerahkan anak-anak Keluarga Baudelaire untuk dirawat oleh kerabat terdekat mereka, Count Olaf. Count Olaf adalah seorang pria misterius dengan penampilan dan perilaku aneh yang tinggal sendiri di rumahnya.
Count Olaf bekerja sebagai pemilik kelompok teater keliling. Tetapi, sama seperti Count Olaf, teman-temannya di kelompok teater itu pun juga aneh.
Dari awal, telah terungkap bahwa niat asli Count Olaf adalah untuk menguasai harta warisan ketiga anak yatim piatu keluarga Baudelaire. Tetapi, untungnya, harta warisan untuk anak-anak Baudelaire akan tetap tersimpan aman di bank hingga Violet yang merupakan anak tertua telah cukup umur untuk menerimanya.
Hingga waktu itu tiba, Count Olaf berniat menampung anak-anak Baudelaire. Tetapi, ia mempekerjakan mereka seakan mereka adalah asisten rumah tangganya. Ia juga selalu menghina dan merendahkan ketiga anak yatim piatu keluarga Baudelaire.
baca: Review Film Freedom Writers (2007), Perjuangan Seorang Guru
Setelah Count Olaf secara resmi berhasil memegang hak asuh atas anak-anak Baudelaire, ia pun diam-diam berencana untuk membunuh mereka. Segera setelah mereka pulang dari kantor pengadilan, Cont Olaf sengaja mengunci anak-anak Baudelaire di dalam mobilnya. Sementara itu, ia berpura-pura keluar untuk membeli sesuatu di toko dekat jalan itu. Mobil itu ia parkir di tengah lintasan rel kereta api.
Tak lama kemudian, sebuah kereta api nampak melaju ke arah mobil itu. Dengan keahlian mereka masing-masing, ketiga anak yatim piatu Baudelaire akhirnya berhasil menemukan cara untuk mengalihkan laju kereta ke jalur yang lain. A Series of Unfortunate Events
Mr. Poe kebetulan datang. Ia yang melihat Sunny duduk di bangku depan mobil lalu justru mengira Count Olaf membiarkan si bayi mengemudikan mobilnya. Untuk alasan ini, Mr. Poe akhirnya mencabut hak asuh Count Olaf dan mengantarkan ketiga bersaudara Baudelaire pada salah satu paman mereka yang lain, Dr. Montgomery.
Dr. Montgomery adalah seorang peneliti dan penggemar berbagai jenis ular. Nyatanya, ketiga anak yatim piatu Baudelaire masih belum aman dari jangkauan Count Olaf.
Count Olaf menyamar menjadi asisten peneliti dari Dr. Montgomery, Stephano. Ketiga anak yatim piatu Baudelaire yang menyadari penyamaran Count Olaf ini mencoba memperingatkan Dr. Montgomery.
Tetapi, Dr. Montgomery justru berpikir bahwa perilaku Stephano yang mencurigakan itu disebabkan karena alasan lain. Ia menduga bahwa Stephano berusaha mencuri salah satu koleksi ularnya yang paling berharga, yaitu seekor ular viper besar yang tersimpan di laboratorium Dr. Montgomery.
Tak lama kemudian, Dr. Montgomery ditemukan mati terbunuh. Pihak berwenang menduga bahwa kematiannya disebabkan oleh serangan dari ular viper-nya sendiri.
Hak asuh ketiga anak yatim piatu Baudelaire hendak diberikan oleh Mr. Poe ke Stephano, yang menurutnya orang kepercayaan almarhum Dr. Montgomery. Tetapi, Sunny akhirnya berhasil membuktikan bahwa ular viper itu sebenarnya tidak berbahaya.
Hal ini membuat dugaan kematian Dr. Montgomery akibat serangan dari ularnya sendiri menjadi terbantahkan. Fakta baru ini membuat Stephano menjadi tersangka pembunuhan. Tetapi, sebelum ia sempat ditangkap, Stephano yang sebenarnya adalah Count Olaf itu berhasil melarikan diri.
baca: Review Sinopsis Film It Chapter 2, Kembalinya Teror Badut Mengerikan Pennywise
Mr. Poe lalu memutuskan untuk menyerahkan ketiga anak yatim piatu Baudelaire pada kerabat dekat mereka yang lain, yaitu Bibi Josephine. Tak jauh berbeda dari Count Olaf dan Mr. Montgomery, Bibi Josephine juga adalah orang yang aneh.
Wanita itu hidup menyendiri di dalam sebuah rumah kayu yang berdiri di atas tebing karang di tepi lautan. Ia begitu terobsesi pada penggunaan tata bahasa yang baik dan benar. Ia juga punya ketakutan yang tidak masuk akal terhadap hampir segala jenis hal. Itulah mengapa ia memilih untuk tinggal sendiri di rumah terpencilnya.
Tak butuh waktu lama sebelum Count Olaf muncul lagi dalam kehidupan baru ketiga anak yatim piatu Baudelaire. Kali itu, ia menyamar sebagai seorang pria bernama Captain Sham. Captain Sham berusaha memikat Bibi Josephine dengan karisma dan pesonanya.
Ketiga anak yatim piatu Baudelaire merasa khawatir dan takut akan hal ini, tetapi mereka tak bisa berbuat banyak. Setiap kali mereka berusaha memberitahu orang dewasa tentang Count Olaf dan rencana busuknya, mereka tidak pernah dipercaya.
Count Olaf menjadi semakin dekat dengan Bibi Josephine. Suatu hari, setelah ketiga anak yatim piatu keluar untuk pergi sebentar, mereka pulang dan menemukan rumah Bibi Josephine dalam keadaan kosong.
Anak-anak keluarga Baudelaire lalu menemukan sebuah catatan yang ditinggalkan oleh Bibi Josephine. Isinya mengatakan bahwa Bibi Josephine telah mengakhiri hidupnya dan bahwa wanita itu telah mengalihkan hak asuh ketiga anak yatim piatu keluarga Baudelaire pada Captain Sham.
Tetapi, Klaus berhasil menyimpulkan bahwa catatan itu palsu. Count Olaf entah bagaimana berhasil memaksa Bibi Josephine untuk menuliskan catatan itu. Anak-anak Baudelaire kemudian mengamati bahwa Bibi Josephine rupanya meninggalkan sebuah pesan rahasia di dalam catatan itu yang menyebutkan lokasi persembunyiannya. A Series of Unfortunate Events
Ketiga anak yatim Baudelaire pun menuju ke lokasi yang disebutkan dalam catatan itu. Mereka sampai ke dalam sebuah gua di tengah laut. Tetapi, saat hendak menyelamatkan Bibi Josephine, mereka mendapat serangan tak terduga dari hewan semacam lintah yang memenuhi perairan di sekitar gua itu.
Di saat yang sama, Count Olaf lalu muncul. Ia melemparkan Bibi Josephine ke dalam air penuh lintah ganas itu.
Setelah mereka keluar dari sana, mereka kembali bertemu dengan Mr. Poe. Tetapi, kali itu, Count Olaf berpura-pura telah menyelematkan anak-anak Baudelaire. Mr. Poe mempercayai perkataan Count Olaf dan akhirnya memberikan kembali hak asuh pada Count Olaf.
Begitu anak-anak Baudelaire kembali berada di bawah asuhannya, Count Olaf lalu menyusun rencana jahat untuk bisa menikahi Violet. Melalui cara ini, secara hukum, sebagai suami Violet ia juga berhak mendapatkan harta anak-anak Baudelaire.
baca: 30+ Drama Korea Komedi Romantis 2020 Paling Rekomendasi Terpopuler Rating Tinggi
Count Olaf lalu berpura-pura membuat sebuah pertunjukan sandiwara bertema pernikahan yang diperankan oleh dirinya dan Violet. Begitu Violet menandatangi dokumen pernikahan, maka segalanya akan menjadi sah. Ia mengurung Sunny dalam sebuah kandang burung dan mengancam akan menjatuhkan Sunny dari ketinggian jika Violet tidak mematuhi perintahnya.
Tetapi, Klaus yang juga disekap oleh Count Olaf berhasil meloloskan diri. Klaus menemukan sebuah menara tersembunyi di rumah Count Olaf yang dilengkapi dengan sebuah kaca besar.
Klaus mengamati bahwa kaca ini bisa difungsikan selayaknya sebuah kaca pembesar. Benda itu bisa diarahkan ke segala sudut kota. Jika diposisikan dengan tepat, sinar matahari akan terpantul melalui kaca itu dan membakar apapun yang dikenainya. Anak itu juga kemudian menyadari bahwa kaca inilah yang digunakan oleh Count Olaf untuk membakar rumah mereka.
Klaus menggunakan kaca itu untuk membakar dokumen pernikahan dalam sandiwara Count Olaf. Kejahatan Count Olaf terbukti dan ia pun ditangkap. Tetapi, di pengadilan, salah satu juri yang sebenarnya merupakan teman Olaf sendiri berhasil membebaskannya dari tuduhan. Sejak saat itu, Count Olaf pun menghilang.
Di akhir film, nampak ketiga anak yatim piatu Baudelaire kembali ke reruntuhan rumah mereka yang telah hangus. Saat mereka di sana, tiba-tiba sebuah surat misterius muncul. Isinya memberitahukan tentang sebuah kelompok rahasia yang dulu diikuti oleh orang tua mereka saat keduanya masih hidup.
Begitulah ulasan dan sinopsis film A Series of Unfortunate Events.
Kesimpulan Film A Series of Unfortunate Events
baca: Review Sinopsis Film About Time, Jika Waktu Bisa Diputar Kembali
Sebagai sebuah film yang mengangkat cerita tentang anak-anak sebagai tema utamanya, film ini punya jalan cerita yang tidak biasa. Nuansa ceritanya yang gelap dan menyedihkan menjadi keunikan tersendiri.
Ketiga anak yatim piatu Baudelaire sebagai tokoh utama dalam film ini juga akan membuat kita terkesan dengan kecerdikan dan keahlian mereka.
Sumber foto: DreamWorks Pictures