Orang-orang di zaman sekarang mungkin tak begitu familiar dengan nama Rudy Ray Moore. Namun, beberapa dekade lalu, pria kulit hitam itu merupakan salah satu bintang multitalenta yang sukses di industri media hiburan Amerika Serikat. Namanya melejit sebagai produser sekaligus aktor utama dalam film miliknya yang berjudul Dolemite pada tahun 1975.
Kisah hidup Rudy Ray Moore yang begitu melegenda itu lalu menginspirasi Eddie Murphy, aktor kulit hitam kawakan Hollywood yang pernah membintangi film-film populer seperti Beverly Hills Cop (1984), Dreamgirls (2006), dan Dr. Dolittle (1998). Pada 2003, ia mengajak dua penulis naskah Scott Alexander and Larry Karaszewski untuk memulai proyek ini. Mereka bahkan telah sering melakukan pertemuan dengan Rudy Ray Moore, yang kemudian menceritakan banyak kisah hidupnya sebelum ia meninggal pada 2008.
Pengerjaan proyek ini terus tertunda hingga akhirnya pada 2018, Craig Brewer dipastikan menjadi sutradara bagi film Dolemite is My Name. Seperti rencana awal, Scott Alexander and Larry Karaszewski menjadi penulis naskah untuk film ini.
Dolemite is My Name diproduksi melalui kerjasama antara Davis Entertainment dan Netflix. Film komedi ini menjadi bagian dari produksi orisinal Netflix yang didistribusikan dan ditayangkan sendiri oleh streaming platform terkenal itu.
Mengambil adaptasi kisah hidup Rudy Ray Moore sepanjang ia meniti kesuksesannya, film Dolemite is My Name melibatkan cukup banyak pemeran di dalamnya. Eddie Murphy berperan sebagai karakter yang menjadi sentral dalam cerita, Rudy Ray Moore. Kemudian, ada pula Da’Vine Joy Randolph yang berperan sebagai Lady Reed, Keegan-Michael Key sebagai Jerry Jones, Mike Epps sebagai Jimmy Lynch, Craig Robinson sebagai Ben Taylor, Tituss Burgess sebagai Theodore Toney, Wesley Snipes sebagai D’Urville Martin, Aleksandar Filimonović sebagai Joseph Bihari, Tip “T.I.” Harris sebagai Walter Crane, Chris Rock sebagai Bobby Vale, dan Ron Cephas Jones sebagai Ricco.
Film Dolemite is My Name pertama kali dirilis di Festival Film Internasional Toronto pada 7 September 2019. Sejak perilisannya, film ini menerima banyak tanggapan positif. Pada penyelengaraan Golden Globe Awards ke-77, film ini dinominasikan dalam kategori “Best Motion Picture – Musical or Comedy”. National Board of Review dan Time Magazine menyebut film berdurasi 118 menit ini dalam daftar 10 film terbaik tahun 2019 yang mereka rilis. Penampilan Eddie Murphy dalam film ini juga menuai pujian luas.
Berikut adalah sinopsis film Dolemite is My Name selengkapnya.
baca: Review Sinopsis Film Doctor Sleep (2019), Sekuel The Shining Bertema Horor Supranatural
Sinopsis Film Dolemite is My Name (2019)
Di awal cerita film Dolemite is My Name, nampak Rudy Ray Moore yang masih berada di titik awal karirnya sedang berusaha untuk meyakinkan seorang penyiar radio agar bersedia untuk memutar album musiknya. Namun, Rudy mendapatkan penolakan.
Rudy Ray Moore diceritakan adalah seorang pria kulit hitam yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat, pada tahun 1970-an dan bermimpi untuk menjadi artis terkenal. Sementara itu, Rudy bekerja sebagai salah satu pegawai di sebuah toko kaset.
Ia juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pembawa acara untuk penampilan temannya Ben Taylor dan kelompok musik Ben di sebuah kelab malam. Rudy sudah pernah mencoba untuk membujuk pemilik kelab malam agar memberinya sesi waktu tersendiri untuk menyajikan sebuah penampilan komedi, tetapi pemilik kelab malam itu menolaknya dan mengatakan bahwa tugas Rudy hanya sebatas MC.
Suatu hari, ketika Rudy sedang melakukan pekerjaannya di toko kaset, seorang gelandangan bernama Rico masuk ke dalam toko dan mulai membuat keributan. Rudy berusaha mengusirnya. Namun, Rico mulai menyerukan sejumlah syair berima berisi lelucon yang kocak. Sontak, para pengunjung di toko kaset itu pun tertawa terpingkal. Rudy memberi Rico sejumlah uang agar ia mau keluar.
Tetapi, beberapa waktu kemudian, Rudy mulai menyadari bahwa beberapa lelucon Rico punya nilai komersial yang bisa digali. Dia pun mencari Rico di jalanan Los Angeles dan memberitahu Rico untuk mengumpulkan semua teman-temannya yang ahli membuat lelucon. Dengan imbalan sejumlah uang, Rudy lalu meminta para gelandangan itu untuk mengucapkan seluruh lelucon terlucu yang mereka tahu, dan kemudian merekamnya. Dalam salah satu lelucon Rico, ia kerap menyebut kata “Dolemite”.
Rudy lalu mulai menyusun beberapa leluconnya sendiri dengan berdasar pada syair para gelandangan. Ia diam-diam lalu menyisipkan penampilan komedi-nya ini ketika sedang membawakan acara di kelab malam tempatnya biasa bekerja sebagai MC. Sambil mengenakan pakaian khas muncikari dan memegang tongkat, Rudy tampil heboh dengan menggunakan nama panggung “Dolemite”. Tanpa disangka, para penonton yang hadir malam itu tergelak karena aksi Rudy.
baca: Review Sinopsis Film Angel Has Fallen (2019), Mike Banning Membunuh Presiden?
Rudy pergi menemui bibinya untuk meminta sejumlah uang sebagai modal bagi dirinya untuk merekam aksi komedinya dan memproduksinya sebagai sebuah album komedi berjudul “Eat Out More Often”. Rudy lalu menjual albumnya secara langsung di jalanan. Album komedi-nya terjual laris dan segera menarik perhatian para produser hiburan yang bersedia untuk menjual album Rudy ke toko kaset.
Rudy melakukan tur komedi di wilayah Deep South untuk mempromosikan albumnya. Dia lalu bertemu dengan seorang wanita bernama Lady Reed yang menurut pengamatan Rudy memiliki potensi sebagai komedian. Lady Reed pun bergabung sebagai bagian dari kelompok komedi Rudy.
Untuk merayakan kesuksesan penjualan album komedi Rudy, ia dan teman-temannya pergi untuk menonton film berjudul The Front Page di bioskop. Tetapi, Rudy mengamati hanya penonton kulit putih yang merasa bahwa lelucon di film itu lucu. Ia juga menyadari bahwa sebagian besar penggemarnya selama ini juga orang kulit hitam.
Dari situ, Rudy melihat bahwa ia sudah memiliki basis penggemar di antara masyarakat kulit hitam Amerika dan terinspirasi untuk melebarkan karirnya di bidang film. Ia ingin membuat filmnya sendiri dengan dirinya sebagai karakter utama bernama Dolemite.
Saat menyampaikan idenya ini pada beberapa produser film, mereka menolak permintaan Rudy. Ia lalu menemui produser album komedi-nya dan meminta kenaikan royalti untuk membiayai pembuatan filmnya. Para produser itu setuju, dengan syarat bahwa jika nantinya film Rudy gagal, maka Rudy harus menebus hutangnya pada mereka tanpa menerima royalti lagi di sepanjang karirnya.
Rudy memulai proyek pembuatan filmnya dengan menemui seorang penulis naskah teater bernama Jerry Jones. Meski awalnya ragu dengan ide artistik Rudy yang absurd, Jerry setuju untuk terlibat.
Rudy dan kawannya sedang berusaha mengumpulkan para pemeran untuk film tersebut, ketika mereka bertemu dengan D’Urville Martin, seorang aktor kulit hitam yang memainkan peran minor dalam film terkenal garapan Roman Polanski yang berjudul Rosemary’s Baby. Martin menolak tawaran Rudy untuk bermain di filmnya. Tetapi, saat Rudy menawarinya peran sebagai sutradara, barulah Martin setuju.
baca: Review Sinopsis Film Brooklyn (2015), Drama Romansa Historis yang Sederhana nan Manis
Rudy dan kawan-kawannya yang tak mampu menyewa studio, kemudian mengubah Hotel Dunbar, sebuah hotel yang sudah lama tak beroperasi sebagai lokasi syuting. Rudy lalu mengajak beberapa mahasiswa film dari UCLA untuk menjadi kru film-nya, termasuk Nicholas Josef von Sternberg yang bertindak sebagai sinematografer.
Proyek pembuatan film Dolemite pun dimulai. Rudy menginginkan agar filmnya tersebut menampilkan aksi kung-fu dengan karakter kulit hitam sebagai sosok protagonis sentral dalam cerita. Proses produksi film tersebut nampak sangat konyol karena walaupun filmnya mengusung genre aksi, Rudy sendiri sebenarnya sama sekali tak mengerti tentang bela diri. Hal ini kerap membuat Martin merasa kesal.
Walaupun kerap terganjal dengan masalah biaya produksi, film tersebut pun akhirnya berhasil dibuat. Martin, yang dari awal memandang rendah proyek berbiaya rendah itu lalu segera mengundurkan diri begitu film selesai dibuat. Sebelum pergi, ia mengatakan bahwa film murahan Rudy tak akan pernah mendapatkan penonton.
Setelah proses produksi film selesai, Rudy berusaha menawarkan filmnya pada beberapa perusahaan distributor film. Namun, tak ada perusahaan yang bersedia membeli film Dolemite. Rudy pun kembali menjalani profesinya sebagai komedian.
Suatu hari, saat melakukan wawancara di sebuah stasiun radio di Indiana, penyiar radio lalu menanyakan pada Rudy kapan kah tanggal rilis dari film yang akan dibuat Rudy. Rudy yang merasa malu dan sedih karena proyeknya yang gagal, tak bersedia menjawab pertanyaan itu. Ketika siaran berakhir, Rudy baru menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Penyiar radio itu lalu menawarkan bantuan pada Rudy melalui pamannya yang merupakan pemilik sebuah bioskop lokal di Indiana. Setelah menemui pemilik bioskop tersebut dan membuat kesepakatan, film Dolemite pun dirilis secara lokal dan independen. Rudy terjun langsung di jalanan untuk memasarkan tiket filmnya.
Di malam pembukaan, tanpa diduga, banyak orang yang datang untuk menonton film Dolemite. Film itu pun menjadi salah satu film dengan pengunjung paling ramai di bioskop lokal tersebut.
Melihat kesuksesan Dolemite di Indiana, perusahaan distributor film Dimension Pictures yang sebelumnya menolak film Dolemite lalu mengundang Rudy dan kawan-kawannya untuk datang ke kantor mereka. Di sana, Dimension Pictures menawarkan kontrak kerjasama untuk merilis film Dolemite di bioskop-bioskop seluruh Amerika Serikat.
baca: Review Sinopsis Film Green Book, Film Kisah Rasisme Peraih 3 Piala Oscar Tahun 2019
Seperti keberhasilan film Dolemite di Indiana, film itu juga ternyata berhasil menuai antusiasme besar ketika hendak dirilis secara luas. Sebagai bagian dari promosi film Dolemite, Rudy dan kawan-kawannya menghadiri pembukaan utama film Dolemite.
Rudy dan kawan-kawannya yang awalnya bukanlah siapa-siapa, malam itu berkendara dengan menggunakan mobil limo mewah. Di dalam mobil, mereka membicarakan tentang ulasan terhadap film Dolemite yang sudah dipublikasikan di beberapa media. Tetapi, ternyata sebagian besar kritikus memberi penilaian negatif terhadap film Rudy. Rudy pun berusaha menghibur kawan-kawannya yang murung dan meminta mereka untuk tidak menghiraukan apa yang ditulis oleh para kritikus.
Ketika mereka sampai di gedung tempat penyelenggaraan acara, terlihat kerumunan orang dalam jumlah besar telah menunggu kedatangan Rudy dan kawan-kawannya. Mereka keluar dari mobil dan disambut dengan meriah oleh para penggemar Rudy.
Kawan-kawan Rudy segera memasuki ruangan pemutaran film. Namun, melihat antusiasme para penggemar yang sebagian besar tidak bisa ikut masuk, Rudy memutuskan untuk tidak mengikuti acara utama dan justru menghibur para penggemarnya yang berada di luar itu.
Demikianlah sinopsis film Dolemite is My Name. Setelah membaca sinopsis diatas, apakah kalian menyukainya? Jika iya, jangan lupa untuk menambahkannya ke dalam list film yang wajib ditonton untuk menemani waktu rebahan kalian.
Sumber foto: Netflix