in ,

Drama Moorim School Episode 3 Bagian Kedua

Semua Dok Gambar : KBS 2TV, Korea Selatan

baca: Drama Moorim School Episode 3 Bagian Pertama

Buat sobat semua yang sudah menantikan sinopsis drama korea atau recap Moorim School Episode 3, berikut ulasannya.

Beberapa guru Moorim datang dan Dae Ho menyuruh Chi Ang serta Shi Woo berhenti. Shi Woo dan Chi Ang pun disidang.

Kepsek Hwang, ”Kalian diusir. Tinggalkan tempat ini segera”.

Chi Ang tak ingin meninggalkan sekolah Moorim.

Namun kepsek Hwang tak ingin mengubris hal itu. Kepsek Hwang lalu pergi namun Sun A mengejar ayahnya. Sun A meminta Kepsek Hwang ayahnya tak mengusir Shi Woo. Karena Sun A yang bersikeras, sang ayah juga mengancam akan mengeluarkan Sun A.

Sun A tak bergeming saat ayahnya berkata seperti itu. Soon Duk menyalahkan dirinya, seandainya saja Soon Duk memenuhi janjinya untuk pergi ke Seoul bersama Shi Woo maka keduanya takkan dikeluarkan. Soon Duk bingung dengan apa yang harus dilakukannya guna menyelamatkan Chi Ang serta Shi Woo.

Anak2 Moorim yang lain berkumpul bersama tak menyangka Chi Ang dan Shi Woo terusir dari Moorim hanya dalam kurung waktu dua hari.

Sang-Man, ”Saya enggak pernah melihat Dekan Hwang semarah itu semenjak lima tahun terakhir”.

Kembali ke Chi Ang dan Shi Woo. Chi Ang, ”Aku tak bisa pergi seperti ini”.

Chi Ang menyalahkan Shi Woo yang membuatnya keluar dari sekolah Moorim.

Chi Ang datang ke kantor dekan Hwang, dan meminta hanya diberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan olehnya. Shi Woo meminta diberikan lagi sebuah kesempatan agar bisa berada di Moorim. Namun dekan Hwang tetap teguh dengan keputusannya. Chi Ang masih tetap bersikeras tak ingin pergi. Shi Woo kembali meminta diberikan kesempatan sekali lagi.

Shi Woo, ”Jika ini waktunya untuk pergi, Saya akan pergi, namun Saya enggak bisa pergi seperti ini”.

Kepsek Hwang, ”Apa akan melukai kebanggaanmu terusir ? Apakah seperti itu ?”.

Kemudian kepsek Hwang membawa Shi Woo serta Chi Ang keluar gedung Moorim sembari memandangi puncak gunung Moorim. Hwang menjelaskan diatas puncak gunung Moorim itu terdapat tanda dari sekolah Moorim.

Kepsek Hwang menantang siapapun diantara Chi Ang dan Shi Woo yang bisa membawa tanda institut Moorim di gunung tersebut, maka dia yang akan bisa tinggal di Institut Moorim. Semua murid dan guru yang mendengarnya terkaget.

Guru Yoo-Di, ”Kita mengirim hanya dua orang ke tempat berbahaya seperti itu ?”.

Hwang kembali menegaskan di gunung itu hanya terdapat satu tanda, dan siapa yang bisa membawanya akan tinggal di Institut Moorim.

Hwang, ”Kalian ingin melakukannya ?”.

Baik Chi Ang dan Shi Woo menerima tantangan yang diberikan oleh dekan Hwang. Dengan keras guru Hwang menyuruh keduanya untuk segera meninggalkan institut Moorim segera dan menuju ke gunung itu.

Bila mereka tak bisa mendapatkan tanda itu, mereka tak boleh mengganggu dengan mencoba menginjakkan kaki kembali di Moorim. Akhirnya Shi Woo bersama Chi Ang pergi ke gunung tersebut.

Para murid Moorim kembali ke kelas mereka, sedangkan murid Nadet mengintai Chi Ang dan Shi menggunakan pesawat mininya. Shi Woo dan Chi Ang menyusuri jalan ke gunung Moorim. Sejenak Chi Ang ingin berbalik dan mengambil sepatu karena tak mengenakannya. Namun ketika Chi Ang dan Shi Woo berbalik, mereka malah tak melihat lagi sekolah Moorim dan hanya muncul hutan pinus.

Shannon dan Jenny Oh tak menyangka tantangan yang didapatkan Chi Ang dan Shi Woo sangat berat.

Choi Ho, ”Itu sangatlah sukar”.

Yub Jung sendiri bahagia keduanya tak bisa lagi masuk ke Moorim. Tak lama Sun A meminta Yub Jung untuk berbicara dengannya. Kemudian Sun A dan Yub Jung bertemu di sebuah ruangan gelap. Sun A tahu bahwa Yub Jung adalah dalang dari kejadian yang terjadi di kelas memasak beberapa waktu lalu.

Yub Jung mengakui hal itu. Yub Jung mengakui ingin memusnahkan Chi Ang dan Shi Woo yang tak layak berada di sekolah Moorim.

Sun A, ”Bagaimana mungkin kamu bisa melakukan hal itu saat kamu berada di Institut Moorim ?”.

Kemudian Yub Jung menegaskan dia berada di Moorim bukan karena menyukai aturan2 yang ada di sekolah ini. Yub Jung jengkel dengan semua hal tentang etiket, moral, ataupun latihan yang diajarkan di Moorim.

Yub Jung, ”Apa yang lebih penting dalam membuat sebuah kehidupan. Saya hanya ingin berada di puncak teratas sekolah ini dan masuk ke kompetisi Moorim”.

Yub Jung hanya menginginkan kesuksesan mendapatkan nilai di Moorim lalu kembali ke kampung halamannya. Yub Jung juga sempat mengatakan anak2 Moorim lainnya seperti  Choi HoKo, Sang-Man, Jenny ,Shannon yang dianggap Yub Jung layaknya pecundang.

Saat meledek temannya itu, tanpa sengaja mereka semua mendengarkan pembicaraan Sun A dan Yub Jung. Mengetahui apa yang dikatakannya sudah didengar oleh teman2 yang lain, Yub Jung merasa tak bersalah. Chi Ang dan Shi Woo masih menyusuri hutan dan diintai oleh pesawat Nadet.

Chi Ang menegaskan dia akan tetap tinggal di Moorim. Namun Chi Ang heran dengan sikap  Shi Woo yang ngotot berada di Moorim. Chi Ang heran dengan Shi Woo yang tak mengambil jalan sebagai musisi solois seandainya keluar dari Mobius.

Chi Ang menjelaskan dia berbeda dari Shi Woo, Chi Ang, ”Saya harus tinggal di sekolah ini”.

Chi Ang meminta bantuan Shi Woo, agar Shi Woo memberikan sepatunya dan mendukungnya. Chi Ang berjanji akan menjadi sponsor buat Shi Woo di waktu mendatang jika Shi Woo menolongnya. Shi Woo tak mengindahkan permintaan Chi Ang itu.

Chi Ang, ”Baiklah kita akan lihat siapa yang akan bertahan”.

Guru Dae Ho, Daniel, dan Yoo Di duduk makan bersama. Mereka tak menyangka bila Dekan Hwang mengirim Chi Ang dan Shi Woo ke tempat berbahaya gunung Moorim. Dae Ho sedikit membanggakan dirinya yang menaruh bendera di puncak gunung Moorim.

Namun guru Yoo Di tak percaya, Yoo Di menjelaskan bahwa bendera di puncak Moorin ditaruh oleh murid yang pertama tamat di Moorim.

Dae Ho, ”Bahkan bila itu curam dan tidak rata, saya menaikinya tiap minggu”.

Dae Ho dan Yoo Di saling menyinggung  tentang masa  lalu mereka yakni tentang seekor bajing.  Akhirnya guru Daniel merelai guru Dae Ho dan Yoo Di yang selalu bertengkar.

Dae Ho, ”Wanita macam apa yang memakai botol parfum saat naik ke gunung ?”.

Tak lama guru Sam datang.  Kemudian kepsek Hwang bertemu dengan guru Bobgong. Guru Bobgong kuatir hal buruk akan terjadi kepada Chi Ang dan Shi Woo yang justru akan membuat sekolah Moorim dalam masalah.

Bobgong takut bila nantinya lokasi Moorim diketahui. Hwang, ”Apakah Anda ingat bagaimana segel tak terkunci ketika anak2 itu tiba disini ?”.

Bobgong, ”Apa kamu mencoba untuk menemukan siapa yang membuat segel itu tak terkunci ?”.

Hwang, ”Enggak itu tak penting”.

Bobgong, ”Apa kamu ingin membuat sebuah hal yang ekstrim agar mereka diusir ?”.

Hwang, ”Tak perduli berapa lama mereka di sekolah ini, mereka adalah siswa Moorim”.

Belum jelas apa rencana Kepsek Hwang mengirim Shi Woo dan Chi Ang ke puncak Moorim. Sun A tidur di kamarnya gelisah kuatir dengan keadaan apa yang menimpa Shi Woo, yang akan ke puncak Moorim.

Sementara itu, pesawat pengintai Nadet masih mengintai Chi Ang dan Shi Woo. Shannon dan Jenny juga mengkhawatirkan Shi Woo dan Chi Ang.

Shannon, ”Saya ingin tahu apakah mereka baik2 saja”.

Ibu  Chi Ang juga mengkhwatirkan anaknya. Chi Ang dan Shi Woo hingga pagi dini hari berhasil naik ke tebing dekat puncak Moorim.

Shi Woo, ”Apa kamu baik2 saja ?”.

Chi Ang, ”Tiba2 kuatir denganku ? Ingin gantian sepatu ?”.

Dan akhirnya Chi Ang dan Shi Woo tiba di sebuah tebing yang berujung pada jurang yang sangat dalam. Chi Ang nekad menyebrangi jurang itu. Chi Ang, ”Saat tiada jalan, Saya akan membuatnya”.

Chi Woo, ”Jangan lakukan itu”.

Chi Ang melompati jurang itu dan berhasil tiba di tebing sebelahnya. Namun saat Chi Ang berjalan pergi, tanpa sengaja dia terjatuh dan malah terseret ke ujung tebing yang berakhir pada jurang. Shi Woo memberanikan diri menolong Chi Ang dengan melompati tebing dan melewati jurang. Shi Woo berhasil melakukannya dan mendaratkan tubuhnya di tebing sebelahnya. Shi Woo, ”Wang Chi Ang, jawab aku. Wang Chi Ang. Hey gapailah aku”.

Karena Chi Ang tak bisa menggapai tangan Shi Woo. Shi Woo menggunakan ikat pinggangnya.

Shi Woo berusaha sekuat tenaga menarik Chi Ang dari tebing tersebut. Tak lama telinga Shi Woo terasa sakit, dan hampir membuat Chi Ang terjatuh. Untunglah Shi Woo sekuat tenaga menarik Chi Ang. Tak lama telinga Shi Woo berdenging kencang.

Chi Ang kaget melihat tingkah Shi Woo. Chi Ang bertanya ke Shi Woo, Chi Ang, ”Apa ini ? Apa yang terjadi ? tidak bisakah kamu mendengarku ?”.

Tak lama Shi Woo kembali berhasil mendengar dan berpura2 bertingkah seperti tak mengalami masalah apapun di pendengarannya. Di rumah Soon Duk, Bong Duk menyajikan ayah Soon Duk sarapan pagi dengan menu yang lengkap.

Ayah Soon Duk heran dengan tingkah Bong Duk itu. Bong Dok beralasan, ”Soon Duk sms bahwa dia tak bisa datang ke rumah nanti malam karena kerja paruh waktunya”.

Guru Dae Ho dan Yoo-Di sedang berlatih bela diri. Sesaat Yoo Di kuatir dengan apa yang menimpa Chi Ang serta Shi Woo.

Dae Ho, ”Yah, kita hanya bisa berharap yang terbaik”.

Shi Woo dan Chi Ang menyusuri pegunungan untuk bisa sampai ke puncak Moorim. Chi Ang sempat curiga Shi Woo menderita tuli, dan memanggil nama Shi Woo. Shi Woo kesal namanya terus dipanggil oleh Chi Ang. Tak lama Chi Ang berteriak kesakitan, dan berharap Shi Woo mau meminjamkan sepatunya.

Namun Shi Woo hanya bersikap cuek, dan langsung pergi. Tak lama Chi Ang mengambil  foto ibunya, dan memperlihatkan kartu kreditnya tipe VVIP, gold, dan platinium. Akhirnya Chi Ang tak kehilangan akal, Chi Ang menggunakan dasinya untuk melindungi kakinya yang tak memakai sepatu.

Saat makan pagi di asrama, pesawat Nadet kembali mengintai pergerakan Chi Ang dan Shi Woo. Saat keduanya haus, untunglah mereka berhasil menemukan mata air di balik batu. Chi Ang dan Shi Woo meminum air dibalik batu itu. Tak lama Shi Woo melihat seekor ular dan lari ketakutan. Shi Woo, ”Hey, ada ular! Ada ular!”.

Chi Ang dan Shi Woo berlari ketakutan karena ular itu.

Tak lama Sun A menghampiri temannya yang sedang mengamati Chi Ang dan Shi Woo lewat pesawat pengintau. Sun A kaget melihat kamera CCTV yang terpasang di pesawat itu. Saat berlari, Chi Ang dan Shi Woo terpisah. Chi Ang, ”Yoon Shi Woo! Kamu tak bisa mendengarkanku lagi ?”.

Sebaliknya seorang pria sedang berada koma di rumah sakit. Dalam tidurnya pria itu mengingat kebersamaanya dulu bersama seorang wanita. Entah siapa wanita itu, belum jelas apakah istrinya. Pria dan wanita itu masing2 menggendong seorang anak.

Pria itu berniat untuk menyembuyikan tempat tinggalnya yang berada di pegunungan serta sebuah permata.

Pria, ”Saya menempatkan segelnya di sekitar rumah sehingga akan aman disini”.

Bubgong dan Hwang menatapi puncak gunung Mooorim. Kembali ke Shi Woo yang berada di hutan agar bisa sampai di puncak Moorim.

Tak lama, Shi Woo terhenti karena melihat sesuatu. Dari rekaman CCTV pesawat pengintai, anak2 Moorim juga kaget dengan apa yang mereka lihat.

Choi Ho, ”Hal macam apa itu ? Apa hal semacam itu tinggal di hutan ?”.

Ada seekor srigala yang muncul di hadapan Shi Woo dan merusak pesawat pengintai itu. Tak lama srigala itu memandangi Shi Woo. Srigala itu menyerang Shi Woo. Sun A kuatir dan ingin segera menyusul ke tempat Shi Woo. Namun Soon Duk melarang. Sun A sudah tak perduli lagi dengan pelajarannya di Moorim, dan ingin segera menolong Shi Woo.

Sun A, ”Jika kalian ingin pergi bersamaku, pergilah ke pintu depan”.

Shi Woo berusaha untuk lari dari kejaran srigala itu, namun srigala itu berhasil berada tepat di hadapan Shi Woo. Srigala itu hendak menyerang Shi Woo. Namun kalung Shi Woo memancarkan sinar, yang membuat sirgala itu berhenti.

Dan tamatlah recap / sinopsis Moorim School episode 3 bagian kedua.

baca: Sinopsis Drama Moorim School Episode 1-16 Lengkap

[zombify_post]

Written by wekepo

wekepo.com menyuguhkan informasi dan update seputar dunia entertainment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *