Dead Poets Society adalah sebuah film bergenre drama produksi Amerika Serikat yang dirilis pada 1989. Film berdurasi 129 menit ini disutradarai oleh Peter Weir. Di sisi lain, Tom Schulman menjadi penulis naskah bagi film ini.
Film Dead Poets Society diproduksi melalui kerjasama Touchstone Pictures dan Silver Screen Partners IV. Sementara itu, Buena Vista Pictures Distribution menjadi perusahaan yang mengelola distribusi film ini.
Para pemain film Dead Poets Society di antaranya adalah Robin Williams yang berperan sebagai John Keating, Ethan Hawke sebagai Todd Anderson, Robert Sean Leonard sebagai Neil Perry, Josh Charles sebagai Knox Overstreet, Gale Hansen sebagai Charlie Dalton, Norman Lloyd sebagai Kepala Sekolah Gale Nolan, Kurtwood Smith sebagai Thomas Perry, Dylan Kussman sebagai Richard Cameron, James Waterston sebagai Gerard Pitts, serta Allelon Ruggiero sebagai Steven Meeks.
Yuk, langsung saja simak sinopsis film Dead Poets Society berikut ini.
Sinopsis Film Dead Poets Society
Kisah dalam film Dead Poets Society diceritakan berlangsung pada tahun 1959 di sebuah sekolah menengah atas fiktif bernama Welton Academy. Sekolah ini adalah sebuah sekolah asrama swasta khusus untuk anak laki-laki yang terletak di Vermont, Amerika Serikat.
Welton Academy juga memiliki reputasi sebagai sekolah elit dengan metode pengajaran yang konservatif. Di sekolah ini, siswanya selalu tampil rapi dengan mengenakan seragam, serta berperilaku formal dan sopan hampir sepanjang waktu.
Suatu saat, pada musim gugur tahun 1959, Welton Academy pun memulai semester baru. Termasuk di antara para murid di Welton Academy adalah seorang anak laki-laki bernama Todd Anderson.
Todd adalah anak yang pemalu. Tahun itu, ia ditempatkan sebagai teman sekamar dari seorang anak laki-laki lain bernama Neil Perry. Neil adalah siswa yang cerdas, berbakat, dan memiliki kawan yang banyak.
Neil lalu memperkenalkan Todd pada kawan-kawannya yang lain. Teman-teman Neil ini meliputi Knox Overstreet, Richard Cameron, Stephen Meeks, Gerard Pitts, serta Charlie Dalton. Seperti Neil, mereka pun segera akrab dan menjadi teman baik dengan Todd juga.
Salah satu kelas yang dijadwalkan untuk mereka pada hari pertama mereka bersekolah di semester itu adalah kelas Bahasa Inggris. Tetapi, kali ini mereka mendapatkan seorang guru baru yang akan mengajar mereka.
Guru baru ini bernama John Keating. John sendiri merupakan alumni yang dulu juga pernah bersekolah di Welton Academy.
Segera setelah John mengajar mereka, para murid ini pun tahu bahwa guru baru ini adalah sosok guru yang tidak biasa. Cara mengajar John tidak seperti guru-guru lain di Welton Academy.
John adalah guru yang santai dan tak suka menerapkan aturan yang ketat pada para muridnya. Ia juga mendorong kebebasan berpikir dan berpendapat selama kelasnya.
Sebagai kelas Bahasa Inggris, pelajaran John lebih banyak membahas tentang sastra dan puisi. Pada saat para siswa mulai mengeluarkan buku pelajaran Bahasa Inggris mereka, John meminta para murid untuk menyobek halaman pertama yang berisi pendahuluan.
Hal ini dikarenakan John ingin mengenalkan para murid pada puisi bukan dengan cara yang penuh teori. Ia justru meminta mereka merenungkan tentang arti penting seni, sastra, dan puisi dalam kehidupan manusia selama ini.
Para murid sebenarnya cukup terkejut karena gaya pengajaran John ini jauh berbeda dengan guru-guru lain yang mengajar mereka. Tetapi, mereka justru amat terkesan dan mulai menumbuhkan rasa hormat dan kagum pada John.
John mengajarkan pada muridnya tentang sebuah filosofi penting untuk membuat hidup mereka menjadi luar biasa. Menurut John, kunci dari memperoleh hidup yang luar biasa ini dapat ditemukan dalam pepatah Latin “Carpe Diem”, yang berarti menjalani setiap hari dengan sebaik mungkin.
Di salah satu sesi belajar, John meminta para murid untuk berdiri di atas meja mereka. Aksi ini memiliki makna simbolik untuk mengajarkan para murid cara melihat dunia dari sudut pandang yang lain.
Di kelas berikutnya, ia meminta para murid untuk menampilkan gaya berjalan yang bisa mewakili jati diri mereka masing-masing di lapangan sekolah. John ingin agar semua muridnya mempertahankan ciri khas mereka sendiri sebagai individu yang unik.
Kepala Sekolah Welton Academy bernama Gale Nolan yang memiliki pandangan lebih sempit lalu mulai menyadari cara pengajaran John ini dan tidak terlalu menyukainya.
Kekaguman para murid terhadap John pun semakin bertambah. Neil mengetahui bahwa John dulunya adalah anggota Dead Poets Society, sebuah klub puisi rahasia yang didirikan oleh para siswa di Sekolah Welton Academy.
Neil akhirnya membentuk lagi Dead Poets Society. Para anggotanya adalah teman-teman Neil. Dead Poets Society sering mengadakan pertemuan tertutup di sebuah gua tersembunyi yang terletak tak jauh dari lokasi sekolah mereka. Dalam pertemuan ini, setiap anggota akan membacakan berbagai jenis puisi dan sajak dari para penulis terkenal maupun karya mereka sendiri.
Di sisi lain, Neil yang memiliki ketertarikan besar di bidang akting lalu berencana untuk menjadi bagian dari sebuah pertunjukan sandiwara. Ia mendaftar untuk peran Puck dalam sebuah sandiwara berjudul A Midsummer Night’s Dream.
Padahal, Neil sebenarnya tahu bahwa orang tuanya, terutama ayah Neil, tak akan setuju jika Neil mengejar impiannya dalam dunia akting tersebut. Ayah Neil yang keras dan suka mengatur itu justru menginginkan agar Neil bisa diterima di salah satu perguruan tinggi Ivy League (himpunan perguruan tinggi terkemuka di negara Amerika Serikat), dan melanjutkan ke sekolah kedokteran.
Keinginan ayah Neil ini tentu jauh berbeda dari impian putranya. Itulah mengapa awalnya Neil tidak memberitahu pada orang tua nya bahwa ia telah mendaftar untuk ikut berperan di pementasan A Midsummer Night’s Dream.
Di kelas Bahasa Inggris John, John membantu Todd yang pemalu untuk lebih berani mengekspresikan dirinya. Ia meminta Todd untuk membuat puisi secara spontan di depan teman-teman sekelasnya. Hasil akhir karangan Todd tersebut cukup memuaskan.
Suatu hari, Charlie dengan ceroboh menyertakan nama “Dead Poets Society” saat ia menulis untuk surat kabar siswa sekolah Welton Academy. Begitu mengetahui ini, Kepala Sekolah Nolan meminta Charlie untuk menyebutkan siapa lagi yang tergabung dalam klub itu. Tetapi, Charlie menolak.
Kepala Sekolah Nolan yang curiga bahwa John terlibat dalam pendirian kelompok itu lalu mendesak John agar menegur para muridnya. John melakukan instruksi dari Kepala Sekolah Nolan dengan cara komunikasi khasnya yang bijak.
Hari-hari berlalu, dan hari pembukaan pertunjukan sandiwara A Midsummer Night’s Dream pun tiba. Ayah Neil akhirnya mengetahui bahwa Neil akan berperan dalam pertunjukan malam itu. Ia menyuruh Neil untuk mengundurkan diri.
Neil merasa terpukul karena permintaan ayahnya ini. Ia lalu pergi ke John dengan maksud untuk meminta nasihat dari gurunya itu.
John mengatakan bahwa Neil harus memiliki keberanian untuk bertahan pada prinsip dan kecintaannya pada akting. Lewat pertunjukan malam itu, Neil bisa mencoba meyakinkan ayahnya bahwa ia memang serius dalam mengejar impiannya tersebut.
Neil akhirnya tetap tampil dalam pertunjukan A Midsummer Night’s Dream. Tanpa disangka, ayah Neil datang malam itu untuk menyaksikan penampilan Neil.
Sayangnya, bukan sambutan positif yang ia terima, begitu pertunjukan selesai ayah Neil segera membawa putranya pulang. Ayah Neil mengatakan bahwa ia telah mengeluarkan Neil dari Welton Academy dan memindahkannya ke sebuah sekolah militer. Di sana, Neil akan dipersiapkan agar kemudian bisa melanjutkan pendidikan di sekolah kedokteran Harvard.
Neil merasa begitu sedih dan tertekan dengan keputusan ayahnya tersebut. Ibunya sendiri seakan tak berdaya dalam mengubah keputusan ayah Neil. Di puncak kekalutannya ini, Neil akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Tragedi ini menjadi perhatian di Welton Academy setelah keluarga Neil meminta Kepala Sekolah Nolan untuk melakukan investigasi terkait kematian putra mereka. Dalam usaha mencari kambing hitam ini, Nolan lalu berusaha menyangkut para anggota Dead Poets Society.
Richard Cameron, salah satu teman Neil sekaligus anggota di Dead Poets Society, memilih untuk menyalahkan John agar ia sendiri bisa terbebas dari hukuman karena telah terlibat dalam Dead Poets Society. Tak hanya itu, Richard juga membeberkan nama-nama anggota lain dalam klub siswa tersebut.
Saat Charlie mengetahui aksi Richard ini, ia marah dan memukul Richard. Atas perbuatannya tersebut, Charlie dikeluarkan dari sekolah Welton Academy.
Sementara itu, Richard berusaha meyakinkan para anggota lain Dead Poets Society untuk mengikuti langkahnya dan menyalahkan John agar mereka aman. Kepala Sekolah Nolan lalu memanggil setiap dari mereka ke kantornya.
Di sana, para anggota Dead Poets Society, termasuk Todd, akhirnya terpaksa menandatangani surat kesaksian yang menyatakan bahwa John adalah orang yang harus bertanggungjawab. Meski mereka tahu bahwa hal itu tidak benar, mereka dengan berat hati melakukannya karena tuntutan dari orang tua mereka masing-masing.
Surat ini menjadi dasar bagi Kepala Sekolah Nolan untuk memecat John dari pekerjaannya sebagai guru Bahasa Inggris di sekolah Welton Academy. Kini, posisi tersebut diambil alih oleh Kepala Sekolah Nolan sendiri yang mempraktikkan lagi cara lama dalam mengajar yang kuno dan membosankan.
John yang bersiap untuk meninggalkan Welton Academy lalu berniat mengambil sejumlah barangnya yang tertinggal di kelas saat pelajaran Bahasa Inggris berlangsung.
Begitu melihat John, Todd lalu dengan spontan melakukan sebuah gestur penghormatan. Aksi Todd ini segera diikuti oleh para murid yang lain. Mereka bangkit dan berdiri di atas meja.
Para murid lalu memberi salam hormat dan menyerukan kata-kata yang pernah diajarkan oleh John, yaitu “O Captain! My Captain!”. Kepala Sekolah Nolan geram melihat perbuatan para murid, tetapi tak bisa mengentikan mereka. Di sisi lain, John merasa tersentuh dan berterima kasih pada para muridnya sebelum ia akhirnya berbalik pergi.
Itulah tadi ulasan dan sinopsis film Dead Poets Society.
Film Dead Poets Society memberikan sebuah sudut pandang yang mencerahkan terkait dunia pendidikan. Karakter John Keating sebagai guru dalam film ini memberi gambaran tentang metode pengajaran yang inspiratif. Dead Poets Society adalah satu dari sekian banyak film bertema pendidikan yang pantang untuk dilewatkan. Nah, langsung saja tonton film ini, yuk.
Sumber foto: Touchstone Pictures