wekepo.com. Tak hanya memikat para penonton dari alur jalan ceritanya, sebuah film juga seringkali bisa meninggalkan kesan tersendiri lewat latar tempat dari cerita yang ditampilkan. Umumnya, film-film seperti ini punya cerita yang berpusat pada tema tentang perjalanan tokoh utamanya di sejumlah tempat yang eksotis. Kita sebagai penonton serasa diajak untuk ikut berpetualang dan melihat langsung pemandangan indah dalam film-film semacam ini.
Nah, bagi kalian para penggemar travelling atau pencinta alam, kalian tentu ingin menambahkan film berjudul A Walk in the Woods dalam daftar tontonan kalian. A Walk in the Woods adalah film yang memadukan genre dan petualangan. Film asal Amerika Serikat ini dirilis pada tahun 2015 dan diproduksi oleh Route One Films, Wildwood Enterprises, dan Broad Green Pictures.
Sebagai sutradara dari film A Walk in the Woods adalah Ken Kwapis. Sementara itu, naskah film ini ditulis oleh Michael Arndt dan Bill Holderman. Uniknya, naskah film ini diadaptasi dari dari buku memoar yang ditulis Bill Bryson pada tahun 1988 yang berjudul sama, berdasarkan kisah petualangan asli yang pernah ia alami.
A Walk in the Woods dibintangi oleh Robert Redford dan Nick Nolte yang memerankan dua tokoh utama dalam film tersebut, yakni Bill Bryson dan Stephen Katz yang menjadi sahabat sekaligus teman seperjalanan Bill dalam petualangannya. Beberapa aktor lain yang juga tampil film ini di antaranya adalah Emma Thompson yang berperan sebagai istri Bill, Catherine Bryson. Kemudian, ada Kristen Schaal yang berperan sebagai Mary Ellen, Nick Offerman sebagai REI Dave, Mary Steenburgen sebagai Jeannie, dan Hayley Lovitt sebagai Donna.
A Walk in the Woods secara umum berkisah tentang dua orang pria dengan hubungan pertemanan yang rumit karena konflik yang terjadi di masa lalu mereka. Meski keduanya telah berada di usia senja, namun tiba-tiba salah satu dari mereka, Bill memiliki aspirasi untuk melakukan penjelajahan di salah satu jalur pendakian panjang yang paling populer di negara Amerika Serikat, yaitu Appalachian Trail.
Tanpa berbekal pengetahuan dan pengalaman mendaki sebelumnya dan dengan kondisi mereka yang telah berada di usia lanjut, petualangan mereka pun menjadi petualangan yang penuh dengan hambatan dan tantangan. Namun, dari perjalanan itu, keduanya juga menemukan banyak hal mengagumkan yang membuat mereka kembali bisa merenungkan tentang arti kehidupan dari alam yang indah di sepanjang Appalachian Trail.
Nah, langsung saja mari kita simak langsung, berikut ini adalah sinopsis film A Walk in the Woods.
Sinopsis Film A Walk in the Woods (2015)
baca: Sinopsis Film Ready Or Not (2019), Kisah Tragis Penganti Baru
Seorang penulis terkenal yang telah menerbitkan banyak buku bernama Bill Bryson kembali ke kampung halamannya di negara bagian New Hampshire, Amerika Serikat, setelah sepuluh tahun lamanya menetap di Inggris. Ia pun menjalani kehidupan yang damai selama dua puluh tahun bersama istri dan anak-anaknya hingga ia menginjak usia 60-an. Di titik itu, Bill sendiri tidak benar-benar berencana untuk melanjutkan lagi karirnya sebagai penulis.
Namun, suatu hari, Bill melihat sebuah program televisi yang mengulas kisah kehidupannya yang selama ini telah dikenal banyak orang sebagai penulis sukses. Mereka berpendapat bahwa di usia senjanya, Bill masih akan mempublikasikan beberapa karya baru. Dalam hati, Bill sendiri ragu bahwa dirinya memang masih berencana untuk menuliskan sejumlah buku lagi.
Bill dan istrinya, Catherine, kemudian menghadiri pemakaman salah seorang kenalan mereka. Pertanyaan tentang rencana kehidupan yang ingin ia jalani ke depan terus menerus menggelayuti pikiran Bill, hingga sedikit mengubahnya menjadi sosok yang menyebalkan bagi orang-orang di sekitarnya.
Setelah perilakunya di acara pemakaman membuat kesal Catherine, Bill lalu memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di sekitar rumahnya yang berada di daerah suburban kota dan letaknya tak jauh dari jalur pendakian Appalachian Trail. Melihat sebuah papan penunjuk jalan yang mengarah ke jalur pendakian Appalachian Trail, Bill lalu tiba-tiba tergerak dan memutuskan untuk mendaki salah satu jalur pendakian terpanjang di negara Amerika Serikat itu.
Bill lalu menceritakan rencananya untuk menaklukkan Appalachian Trail pada sang istri. Mendengar rencana ekstrem Bill yang tak masuk akal tersebut, Catherine pun mulai memaparkan berbagai alasan untuk melarang Bill melakukan pendakian. Ia menjelaskan betapa berbahayanya Appalachian Trail dan bagaimana jalur pendakian tersebut telah menelan banyak korban yang celaka karena medan yang sulit maupun serangan hewan buas.
Setelah keduanya berdebat selama beberapa hari mengenai hal ini, Catherine akhirnya luluh dengan tekad Bill. Ia mengizinkan Bill untuk pergi namun dengan syarat bahwa suaminya itu tidak berpergian seorang diri. Bill setuju dan ia pun kemudian berusaha menghubungi teman-teman lamanya untuk diajak sebagai teman perjalanan. Kebanyakan menolak untuk bergabung dalam ide gila Bill tersebut dengan berbagai alasan.
baca: Sinopsis Film A Quite Place (2018), Perjuangan Hidup Dalam Keheningan
Namun, salah satu teman Bill di masa lampau bernama Stephen Katz setuju untuk menemani Bill dalam perjalanannya. Walau latar belakang dan penampilannya tidak meyakinkan, Stephen memang terlihat cukup bugar untuk melakukan perjalanan itu. Catherine dengan berat hati akhirnya menyetujui pilihan Bill. Di sisi lain, Bill sendiri sebenarnya merasa kurang nyaman untuk kembali menjalin kembali pertemanannya dengan Stephen karena sejarah pertengkaran di antara keduanya pada masa muda mereka.
Meski demikian, Bill memutuskan untuk tetap berangkat bersama Stephen. Mereka berkendara ke titik awal jalur pendakian Appalachian Trail dan singgah untuk semalam di sana, sebelum memulai perjalanan panjang mereka di pagi selanjutnya.
Keesokan harinya, mereka pun telah siap dengan segala perlengkapan berkemah yang mereka bawa dalam tas carrier besar di punggung. Dengan terengah-engah, mereka menapaki medan awal terjal Appalachian Trail yang terletak dalam hutan. Mereka pun sudah merasa kelelahan padahal belum juga keduanya berhasil menempuh jarak dua kilometer dari titik start.
Bill dan Stephen mulai menyadari betapa berat perjalanan mereka ke depannya saat para pendaki lain dengan mudahnya mendahului mereka. Bahkan sekelompok anak kecil yang ikut mendaki jalur itu melintas dengan cepat di sekitar mereka sembari bersenda gurau dan tertawa riang. Namun, ini justru tak menyurutkan niat Bill dan Stephen maupun mematahkan semangat mereka.
Melihat para pendaki lain, Bill dan Stephen justru semakin termotivasi untuk bisa bergerak lebih cepat. Mereka pun terus berjalan dan meneruskan perjalanan. Hari demi hari berlalu. Mereka mendaki saat siang hari dan berkemah saat malam tiba. Di sepanjang perjalanan, mereka berkenalan dengan beberapa pendaki lain dan melalui beberapa peristiwa menarik.
Termasuk dari salah satu pendaki yang mereka jumpai adalah seorang wanita muda yang mendaki seorang diri bernama Mary Ellen. Setelah berbincang dengan Mary, keduanya menyadari bahwa Mary adalah sosok yang menyebalkan. Meski berulang kali merendahkan Bill dan Stephen secara tanpa sadar, Mary terus menerus mengikuti mereka. Dengan trik cerdik Bill, mereka akhirnya bisa lepas dan menghindari Mary.
Di tengah perjalanan, Bill dan Stephen singgah di sebuah penginapan kecil di salah satu kota yang berada dalam jalur pendakian. Di sana, wanita pemilik penginapan yang ramah nampak menyukai Bill. Namun, Bill berusaha untuk tidak membalas perasaan wanita tersebut ketika ia teringat dengan Catherine yang sedang menunggunya di rumah.
Ketika mereka telah sampai di negara bagian Virginia, Stephen yang mulai merasa lelah lalu memohon pada Bill untuk “mencurangi” rencananya untuk menaklukan jalur pendakian Appalachian Trail hanya dengan berjalan kaki. Ia membujuk Bill untuk menyewa mobil dan menempuh sebagian perjalanan dengan mobil tersebut. Tapi, Bill lalu menyadari bahwa menggunakan mobil sama saja berarti bahwa pencapaiannya sia-sia dan tak berarti apapun. Setelah sempat bertikai sejenak, mereka pun akhirnya kembali ke jalur pendakian Appalachian Trail dengan berjalan kaki.
Saat mereka berkemah di malam hari, tiba-tiba Bill mendengar raungan aneh dari luar tenda mereka. Ternyata, suara yang ia dengar berasal dari dua ekor beruang yang tiba-tiba mendekat ke arah perkemahan mereka. Meski cara yang mereka lakukan cukup konyol, mereka akhirnya berhasil mengusir kedua beruang itu.
Mereka lalu tiba di titik pendakian yang sebenarnya hanya boleh dilalui oleh para pendaki berpengalaman karena beratnya medan. Tapi, di sepanjang trek itu, Bill dan Stephen melihat pemandangan yang luar biasa indah. Dalam salah satu kesempatan, mereka juga saling bertukar cerita dan memperbaiki persahabatan mereka yang pernah retak.
Namun, sesampainya di sebuah tebing yang curam, Bill tiba-tiba terpeleset dan jatuh dari atas tebing, dan tanpa sengaja menarik Stephen ikut serta bersamanya. Untungnya, mereka tidak terjatuh hingga ke dasar jurang, karena di tengah tebing itu ada sebuah pinggiran yang cukup luas untuk mereka berdua duduk bahkan tidur, tapi terlalu dalam untuk mereka bisa kembali memanjat ke atas.
Setelah mencoba beberapa cara untuk naik kembali ke atas tebing dan gagal, Bill dan Stephen akhirnya hanya duduk dan memutuskan untuk bertahan sampai bantuan datang. Hari berganti malam, dan tidak ada kepastian bahwa mereka bisa selamat. Tetapi malam itu, ketika hendak beristirahat, Bill dan Stephen mendongak ke atas dan melihat langit yang penuh bintang.
Hari selanjutnya, keberuntungan ternyata berpihak kepada mereka, karena ada sekelompok pendaki yang melintas. Mereka pun ditolong hingga akhirnya bisa naik kembali ke atas tebing.
baca: Review Sinopsis Film John Wick 3 : Parabellum, Pertarungan Setelah Menjadi Buronan
Setelah kejadian itu, Bill menyadari bahwa sudah waktunya perjalanan ini mereka akhiri. Meski belum mencapai titik akhir, ia telah merasa puas bahwa ia dan Stephen telah berhasil menempuh jarak sejauh itu. Mereka pun dibawa pulang oleh petugas jalur pendakian.
Sesampainya di rumah, Bill kembali bersatu dengan keluarganya dalam suasana penuh haru. Beberapa hari kemudian, ia menemukan setumpuk surat yang ternyata dikirimkan oleh Stephen selama perjalanan mereka di Appalachian Trail. Salah satu surat itu berisi pertanyaan besar, “Ke mana selanjutnya?”. Bill kemudian duduk di meja kerjanya, lalu mengetik sebuah kalimat di meja komputernya: “A Walk in the Woods.”
Begitulah sinopsis dari film A Walk in the Woods.
Sumber foto: Broad Green Pictures