Buat sobat semua yang sudah menantikan review drama korea Moorim School Episode 6 Bagian Pertama, berikut ulasannya.
Akhirnya pria yang biasa terlihat koma di salah satu rumah sakit di Cina bangkit dari komanya. Shi Woo mengaku melihat seorang anak sedang meditasi. Bubgong,”Siapa anak itu ?”. Shi Woo,”Aku tak tahu… siapa anak itu atau siapakah orang itu”.
Shi Woo mengaku bila semakin memikirkan orang tersebut, justru makin menghancurkan pikirannya. Bubgong pun menyuruh Shi Woo untuk melihat kedalam dirinya. Bubgong memuji Shi Woo yang mampu melihat sesuatu saat bermeditasi. Bubgong,”Ayo pikirkan tentang bagaimana cara kamu bisa mengatasinya”. Sementara itu, agen wanita yang ditugaskan untuk mengawasi Chae Yoon di RS di Cina datang ke rumah sakit, setelah mendengar Chae Yoon sadar dari komanya.
Namun perawat melarang agen wanita ini mengangetkan pasien, karena ini pertama kalinya Chae Yoon sadar dari komannya setelah 18 tahun. Chae Yoon berhasil bangkit dari komanya, dengan kemampuan kognitif yang berfungsi dengan normal.
Disisi lain, ayah Chi Ang juga diberitahu tentang Chae Yoon yang sudah bangkit dari komanya. Ayah Chi Ang,” Chae Yoon bangun, segalanya akan bekerja lebih cepat dari yang kuharapkan”. Kemudian Sun A bertemu dekan Hwang. Sun A bertanya,”Akankah trauma kita akan mirip bila saya adalah penggemar beratnya ?”. Sun A heran dia memiliki trauma yang sama dengan Hyun Woo, yakni takut sama api saat kecil. Hwang marah mendengar Sun A berkata oppa Shi Woo.
Hwang menjelaskan Shi Woo setahun lebih tua dari Sun A, dan tak ada hubungannya dengan Sun A. Namun Sun A tak percaya, Sun A,”Bagaimana bisa dia punya trauma yang sama ?. Apa ini nasib ?”.
Hwang hanya bersikap biasa2 saja, dan membuat Sun A marah. Sun A kesal dengan sikap ayahnya yang tak terlalu memperhatikan keluhannya. Sun A pun pergi, dan Hwang menatap fotonya bersama Sun A.
Di kamar mandi, Chi Ang masih tetap berlatih memperagakan seni bela diri yang diajarkan oleh Sun A meskipun lewat alat pengepel. Tak lama Shi Woo datang, Chi Ang,”Apa kamu baik2 saja ?”. Shi Woo,”Tentang apa ?”. Chi Ang,”Enggak ada”. Kemudian Shi Woo pun mulai membersihkan kamar mandi. Tak lama Soon Duk lewat dan membuat Chi Ang tekagum. Chi Ang,”OMG, Tolong, Ariel. Gunakanlah kamar mandi yang beda”. Soon Duk,”Saya datang buat bersihkan tanganku”.
Chi Ang mendekati Soon Duk, dan mengaku sudah bekerja keras selama belajar di Moorim. Soon Duk hanya bersikapa cuek ke Chi Ang. Chi Ang pun terpaksa mengejar Soon Duk sembari bersikap manja.
Chi Ang mengajukan permintaan ke Soon Duk, bila saja dia berhasil mengalahkan Shi Woo di ujian nanti. Namu Soon Duk merelai bahwa Shi Woo takkan kalah. Chi Ang bingung dengan maksud perkataan Soon Duk. Soon Duk menjelaskan,”Yah… Saya hanya ingin bilang kita berada dalam tim yang sama. Mentor. Mentee”
Chi Ang masih meminta permintaan jika seandainya Chi Ang nanti bisa berhasil mengalahkan Shi Woo. Soon Duk,”Lihat, apa sih keinginan itu ?”. Chi Ang,”Sebuah kencan”. Chi Ang meminta Soon Duk mau kencan dengan Chi Ang jika berhasil mengalahkan Shi Woo. Chi Ang,”Kamu janji. Jika saya menang. Kita akan kencan”. Saat Chi Ang masuk ke kamar mandi, tanpa sengaja Shi Woo membuang air.
Namun Chi Ang berhasil menghindar dengan kemampuan dasar bela dirinya, Chi Ang,”hey, saya hampir basah nih”. Shi Woo,”Maaf yah”. Lalu guru Dae Ho, Yoo Di, dan Daniel kumpul bersama di ruangan mereka. Dae Ho menyajikan teh buat kedua temannya. Dae Ho,”Saya harap ini akan menjadi waktu ujian selamanya”. Dae Ho melihat murid2 Moorim lebih fokus belajar bila mendekati ujian. Daniel merasa Sun A akan mendapat peringkat 1 lagi di ujian nanti.
Dae Ho juga memuji Yub Jung yang memiliki kemampuan seni bela diri yang sangat luar biasa. Yoo Di menjelaskan Moorim bukanlah sebuah institut yang menghasilkan lulusan yang hanya pandai dalam seni bela diri. Daniel menyinggung guru Dae Ho yang mendapat beasiswa penuh saat belajar di Moorim dulu.
Namun Yoo Di meledek guru Dae Ho yang kini menjadi seorang yang berbeda. Yoo Di meledek Dae Ho dipengaruhi oleh hormone yang aneh. Yoo Di meledek Dae Ho yang dipengaruhi oleh hormone dopamine, oxytocin, serta endorphin. Namun Daniel menyindir bahwa hormon2 itu berpengaruh dalam tubuh seseorang bila dia sedang jatuh cinta. Dae Ho geli mendengar ledekan Daniel lalu pergi. Daniel,”Apakah hanya cinta yang bisa mengubah orang2 ?”.
Kemudian tim Sun A serta Chi Ang bertemu dengan tim Soon Duk serta Shi Woo, juga Shannon, serta anak Moorim lainnya. Sun A menyuruh Chi Ang untuk bisa menang dari tim Soon Duk dan Shi Woo. Soon Dook menyuruh Shi Woo menggunakan kepalannya sebagai lelaki. Shi Woo.”Saya tahu..”. Semua anak2 Moorim pun bermain guting batu kertas.
Shi Woo dan Soon Duk mengeluarkan batu, dan anak2 Moorim yang lain kertas. Sehingga Shi Woo dan Soon Duk menjadi tim yang kalah. Shi Woo dan Soon Duk terpaksa harus menjadi orang yang mencuci semua pakaian anak2 Moorim yang lain. Sedangkan, anak2 Moorim yang lain akan berlatih mempersiapkan diri menghadapi ujian. Chi Ang ingin membantu Soon Duk.
Tapi Sun A menjewer telinga Chi Ang dan membawanya pergi. Shi Woo sangat kesal karena harus mencuci pakaian temannya. Akhirnya Shi Woo dan Soon Duk harus mencuci pakaian anak2 Moorim. Tak lama Soon Duk mengungkit tentang gambaran yang dilihat Shi Woo saat kelas meditasi beberapa waktu lalu. Soon Duk bertanya apakah Shi Woo penah melalui sesuatu saat remaja.
Shi Woo masih bingung akan hal itu. Shi Woo,”Saya dengar saya ditinggalkan di hutan saat saya masih kecil”. Soon Duk kaget mendengarnya, karena yang dia tahu orang tua Shi Woo tinggal di Amerika Serikat.
Shi Woo menyindir Soon Duk yang menyelidiki tentang dirinya, Shi Woo,”Agensilah yang membuat semua itu. Dalam kehidupan nyata saya hanyalah anak yatim”. Namun Soon Duk merasa Shi Woo tak ditinggalkan oleh orang tuanya. Soon Duk berpikir mungkin orang tua Shi Woo terpaksa melakukan itu. Namun Shi Woo tak yakin karena semestinya orang tuanya mencari Shi Woo. Chi Ang dan Sun A pun berlatih seni bela diri ruang latihan.
Sun A menaruh semacam tepung di tombak latihan mereka, dan mereka saling bertarung untuk menguji kemampuan seni bela diri mereka dalam menggunakan tongkat. Soon Duk dan Shi Woo masih sibuk mencuci. Akhirnya untuk melatih seni bela diri, Shi Woo menggabungkan semua cucian, Soon Duk,”Kamu akan melatih keseimbanganmu, dan kekuatan pergelangan tangan dalam waktu yang sama ?”.
Soon Duk menghitung, dan Shi Woo yang akan memindahkan semua pakaian2 tersebut. Sambil mencuci, Shi Woo dan Soon Duk tetap melatih ketrampilan bela diri mereka dengan pakaian2 yang mereka cuci. Namun ketrampilan Shi Woo belumlah mumpuni sehingga harus terjatuh dan wajah Shi Woo merasakan air sabun cucian.
Di kelas masak, Shannon, Jeeny Oh, Nadet, Choi Ho juga masih berlatih seni bela diri lewat alat masak yang ada di depan mereka. Yub Jung juga berlatih keras seni bela diri di kamarnya. Semua anak2 Moorim yang lain juga melakukan hal yang sama saling melatih seni bela diri mereka.
Sun A yang sedang latihan menyudahi latihannya bersama Chi Ang. Namun Chi Ang tak ingin, dia masih ingin terus berlatih karena belum berhasil menandai tepung di wajah Sun A dengan tongkatnya. Namun Sun A menjelaskan Chi Ang sudah berlatih keras, dan yakin tim mereka akan menang. Chi Ang,”Apa itu benar ? Kamu bilang kita akan menang, huh ?”. Sun A,”Tapi kenapa kamu ingin mengalahkan Shi Woo ?”. Chi Ang mengaku sangat ingin menang, karena Soon Duk berjanji mengabulkan keinginannya jika menang dari Shi Woo. Chi Ang,”Apa kamu akan melawan Yub Jung ?. Kamu harus menang darinya juga”.
Kembali ke Shi Woo dan Soon Duk, Soon Duk,”Mengetahui dirimu sendiri dan musuhmu untuk menang”. Shi Woo,”Saya semacam orang yang ingin menang juga”. Tak lama Soon Duk langsung bergegas pergi. Soon Duk dan Chi Ang bersama di dapur Moorim, lalu Soon Duk bertanya tentang latihan yang dilakukan Chi Ang serta Sun A. Tanpa ragu Chi Ang memberitahukan bahwa Sun A mengenakan gelang baja di pergelangan tangannya bila latihan bela diri.
baca: Biodata NCT Dream dengan Agamanya
Chi Ang,”Kekuatan macam apa yang bisa datang di tubuh sekurus itu ?”. Soon Duk,”Saya seharusnya melakukan itu juga”. Tanpa ragu, Chi Ang memberitahukan Sun A yang sering mengenakan gelang baja saat latihan. Soon Duk senang mendengar bocoran dari Chi Ang itu. Soon Duk memberitahukan ke Chi Ang bahwa kini Chi Ang sudah jatuh terperangkap dalam kecantikan Soon Duk. Sambil meledek Soon Duk pun pergi. Chi Ang,”Dia sungguh cantik”.
Akhirnya Soon Duk masuk ke kamar Shi Woo. Soon Duk,”Kita harus mengubah buat strategimu buat tes besok”. Di ruangannya Dekan Hwang memikirkan apa yang Shi Woo katakan di kelas meditasi beberapa waktu lalu. Shi Woo mengaku melihat seorang anak menangis di tengah kobaran api. Namun Shi Woo masih tak tahu siapa anak dan orang yang dilihatnya itu.
Kemudian Hwang melihat fotonya bersama Chae Yoon bersama seorang anak lelaki. Hwang bertaya didalam hatinya apakah remaja yang ada dalam foto itu masih hidup. Kemudian ayah Chi Ang bertemu dengan Chae Yoon. Chae Yoon,”Siapakah Anda ?”. Ayah Chi Ang,”Saya Wang Ho, Pimpinan Sang Hae Grup sponsor dari Institut Moorim”.
Chae Yoon berusaha bangkit, namun tak bisa karena ototnya masih belum kuat sehabis koma selama 18 tahun. Chae Yoon mencari anak2nya. Ayah Chi Ang,”Menjadi kuat lagi adalah priorotas utama Anda. Kita bisa lagi setelah itu”. Guru Daniel, Dae Ho, dan Yoo Di melihat ruangan latihan Moorim. Daniel,”Akhirnya kompetisi saling serang dan bertahan besok”.
Tak lama Dae Ho menantang pelatih Daniel untuk bertarung dengannya sambil memberikan tongkat. Daniel menerima tantangan dari Dae Ho itu. Dae Ho dan Daniel saling bertarung menunjukkan kemampuan seni bela diri mereka masing2. Di kamarnya Sun A kelelahan, dan ingin langsung tidur. Soon Duk sedikit bertingkah aneh dan menbuat Sun A heran, Sun A,”Sungguh, ada apa dengannya ?”.
Di kamar Shi Woo, dan Chi Ang. Shi Woo bertingkah seperti orang kelelahan dan ingin langsung tidur. Chi Ang tersenyum melihatnya, dan Chi Ang melatih diri dengan sit up disamping tempat tidurnya. Shi Woo memandangi dari belakang tingkah Chi Ang itu.
Chi Ang melatih kekuatan tangannya sambil menghela nafas yang dalam. Dan tibalah keesokan harinya, di sekolah Moorim. Shi Woo bangun seperti seseorang yang masih mengantuk, sambil gosok gigi.
Demikian juga Chi Ang bangun dan gosok gigi. Anak2 Moorim pun berkumpul di ruangan latihan. Dan yang menjadi juri adalah guru Daniel, Dae Ho, dan Yoo Di. Sun A dan Yub Jung dipanggil kedepan untuk mengambil undian. Daniel,”Pertandingan Hwang Sun A dan Yub Jung adalah pertempuran tangan melawan tangan”. Nadet,”Pertempuran tangan melawan tangan adalah keahlian Yub Jung”.
Yub Jung dan Sun A memasang kuda2 mereka, Yub Jung dan Sun A siap2 untuk bertanding dalam kurung waktu 10 menit. Yub Jung tersenyum melawan Sun A, karena Yub Jung merasa lebih ahli dalam seni bela diri menggunakan tangan. Namun Sun A juga tetap tak ingin kalah, Sun A mampu melawan setiap teknik yang digunakan oleh Yub Jung. Keduanya pun saling serang dan bertahan, dan para juri menilai keahlian bela diri yang ditunjukkan keduanya.
Baik antara Sun A dan Yub Jung, mereka masing2 memperlihatkan keahlian seni bela diri mereka yang terbaik. Dan akhirnya 10 menit inipun usai, Dae Ho,”Seon Ah, Yub Jung ini seri”.Yub Jung tak senang mendengarnya.
Choi Ho,”Hasilnya seri, namun Sun A memenangkan ronde ini”. Guru Daniel pun memanggil nama Shi Woo dan Chi Ang, karena tertarik melihat kemajuan mereka selama berada di Moorim. Shi Woo dan Chi Ang pun mengambil tongkat mereka. Hwang dan Bubgong melihat dari atas, Hwang,”Wang Chi Ang seperti cukup serius kali ini”.
Kemudian Chi Ang dan Shi Woo pun bertarung. Chi Ang terlihat sangat semangat ingin mengalahkan Shi Woo. Namun Shi Woo juga memperlihatkan kemampuannya melawan Chi Ang. Baik Shi Woo dan Chi Ang saling berusaha untuk menjatuhkan satu sama lain. Bubgong,”Yoon Shi Woo nampaknya lebih baik dari Wang Chi Ang”.
Wang Chi Ang berhasil memukul tongkat Shi Woo hingga hampir membuat Shi Woo keluar dari arena. Namun Shi Woo berhasil mencegah dirinya keluar dengan tongkatnya. Shi Woo kembali menyerang Chi Ang.
Chi Ang terus terlihat berusaha untuk mengalahkan Shi Woo, dan mendesak Shi Woo kalah. Kembali ke masa lalu, saat Soon Duk bersama Shi Woo hendak mengatur strategi mereka untuk ujian esok hari. Soon Duk,”Berpura2lah rendah diri hingga di akhir waktu. Kita menggunakan itu”. Shi Woo,”Apa itu ?”. Soon Duk,”Kamu akan menggunakan kekuatan dari tubuhmu yang kecil untuk mengalahkan serangan yang lebih besar”.
Soon Duk menyuruh Shi Woo untuk melihat matador saat melawan banteng. Saat melawan banteng, matador terlihat mengalah dari banteng. Soon Duk tahu Chi Ang dan Sun A adalah tipe petarung yang sering menyerang lawannya. Soon Duk memprediksi mereka akan menyerang lawannya dari awal.
Soon Duk,”Namun seorang nelayan yang baik menunggu dan membiarkan ikannya kelelahan” . Shi Woo,”Oke. Jadi kamu mau saya mencabut ikannya saat dia sudah kelelahan”. Kembali ke pertarungan Chi Ang dan Shi Woo. Shi Woo tersenyum kepada Chi Ang yang sudah mengeluarkan semua tenaganya melawan Shi Woo.
Saat Chi Ang kelelahan, Shi Woo pun berusaha terus menyerang Chi Ang dan berhasil membuat Chi Ang kalah dan waktu pun berakhir. Dae Ho,”Pertandingan kali ini seri”. Chi Ang tak terima, Chi Ang,”Semua yang dilakukannya hanyalah mundur”.
Yoo Di menjelaskan,”Wang Chi Ang memperlihatkan banyak peningkatan dalam waktu yang singkat. Namun kamu kehilangan point karena terlalu keras”. Guru Daniel memuji kemampuan pertahanan Shi Woo, yang bertahan dari serangan Chi Ang. Daniel,”Kamu mencoba untuk membaca strategi lawan. Jadi kamu dapat poin disitu. Namun seranganmu terlalu terlambat”. Dae Ho merasa jika bukan dalam 10 menit durasi pertandingannya, maka Shi Woo akan menang.
Namun Chi Ang tak terima, Sun A menyuruh Chi Ang menerima hasilnya. Sun A pun mengaku kalah di depan Shim Soon Duk. Chi Ang kaget mendengarnya, karena hasilnya seri.
Sebaliknya Bung Dok bertemu dengan ibu Chi Ang dan memberitahukan Chi Ang yang sukses menjalani ujian tengah semester di Moorim. Ibu Chi Ang bingung bagaimana cara membawa makanan buat Chi Ang di Moorim
Bang Duk menjelaskan Soon Duk memiliki kemampuan dalam membawa pesanan makanan. Akhirnya ibu Chi Ang pun hendak memesan makanan buat Chi Ang. Lanjut ke part 2 chingu. Gomawo…
Sumber Gambar : KBS 2TV, Korea Selatan