Buat sobat semua yang sudah menantikan review drama korea Moorim School Episode 5 Bagian Kedua, berikut ulasannya.
Setelah Chi Ang melihat Soon Duk menangis dalam dekapan Shi Woo. Chi Ang pergi keluar gedung sekolah Moorim. Kembali ke Soon Duk dan Shi Woo, Soon Duk,”Aku enggak biasanya membiarkan orang lain melihatku nangis. Kamu menangkapku hari ini”.
Soon Duk menyuruh Shi Woo untuk bertingkah seperti tak melihat Soon Duk menangis. Shi Woo,”Nangislah jika kamu ingin menangis”. Soon Duk mengaku sangat senang saat tahu Shi Woo tak jadi ke Seoul. Soon Duk ingin tahu apa yang membuat Shi Woo mengambil keputusan untuk tinggal di Moorim.
Shi Woo pun memberitahuakan dirinya yang begitu sibuk saat merintis debut pertamanya sebagai seorang idola. Kesibukan itu membuat Shi Woo tak pernah pergi ke sekolah. Shi tak pernah berpikir sekolah adalah sebuah tempat yang menyenangkan.
Namun tiba2 di perasaan Shi Woo terbersik sepertinya Moorim adalah tipe sekolah yang berbeda. Soon Duk,”Saya setuju. Kamu akan suka disini lebih lagi seiring berjalannya waktu”. Baik Shi Woo dan Soon Duk pun saling menatap satu sama lain.
Sementara Chi Ang tidur menyendiri di tempat tidurnya. Chi Ang cemburu setelah melihat Shi Woo dan Soon Duk berduaan bersama di gudang Moorim. Tak lama Soon Duk kembali ke kamarnya. Sebelum Soon Duk masuk ke kamarnya, Shi Woo menyuruh Soon Duk untuk merawat tangannya yang terluka akibat digigit srigala beberapa waktu lalu.
Shi Woo kembali ke kamarnya sembari menatap Chi Ang yang sedang tidur. Shi Woo pun kembali ke kamarnya lalu tidur. Sementara Chi Ang hanya berpura2 tertidur. Keesokan harinya, anak2 Moorim kembali melanjutkan kegiatan mereka di kelas seni bela diri. Yub Jung serius berlatih.
Sementara itu, Sang Man kesulitan dalam berlatih karena minum2 tadi malam. Akhirnya Dong Goo menyuruh Sang Man untuk baru minum2 pada saat dia tamat dari Moorim. Nadet dan Choi Ho pun membawa Sang Man ke kemarnya karena Sang Man tak sanggup lagi berjalan.
Keesokan harinya, Shi Woo pun terbangun namun Chi Ang masih menutupi tubuhnya dengan selimut. Shi Woo memandangi Chi Ang. Soon Duk sendiri sibuk di kantin menyajikan makanan buat keempat pelatihnya. Yoo Di,”Shim Soon Duk, ada apa dengan nasi kari buat sarapan pagi kali ini ?”. Hwang menyahut,”Saya menyuruhnya untuk membuat itu”.
Hwang pun menyuruh keempat pelatih Moorim yang baru mabuk ini untuk menyantap menu nasi kari itu. Setelah bangun, Chi Ang memandangi Shi Woo dengan tatapan yang tajam. Shi Woo,”Kenapa memandangiku seperti itu ?”.
Chi Ang menyinggung tentang sikap Shi Woo. Shi Woo tak tahu maksud dari Chi Ang. Kemudian Chi Ang bangkit dan mengaku akan memulai paginya dengan melihat Arielnya (Soon Duk). Kemudian Chi Ang sampai ke kantin. Chi Ang,”Kita akan merasakan nasi kari buat sarapan, huh ?”.
Chi Ang menyapa Soon Duk yang sedang masak di dapur. Chi Ang menawarkan dirinya untuk membantu Soon Duk. Namun Soon Duk tak mau. Chi Ang langsung memegang tubuh Soon Duk, dan memeluknya erat.
Soon Duk kaget dengan sikap Chi Ang, Soon Duk,”Apa kamu lakukan ?”. Chi Ang,”Jika kapanpun kamu ingin menangis, lakukan itu di lenganku. Ini adalah tempat yang tepat”. Namun Soon Duk menyuruh Chi Ang untuk pergi darinya. Chi Ang hanya pergi sembari tersenyum kepada Arielnya.
Tak lama Chi Ang datang ke kamarnya menantap Shi Woo lalu menyuruhnya makan ke kantin. Bang Duk pun resmi menjadi pelayan di rumah Chi Ang. Bang Duk sempat terkagum melihat semua barang2 mewah yang dimiliki oleh ibu Chi Ang. Sejenak Bang Duk melihat foto Chi Ang dengan ibunya. Bang Duk semakin yakin bila ibu Chi Ang sebenarnya adalah gadis ruba dari desa Changdong.
Tak lama ibu Chi Ang memanggil Bang Duk dan memperlihatkannya cara membuat teh buat ayah Chi Ang. Bang Duk semakin memperhatikan wajah ibu Chi Ang. Ibu Chi Ang sempat tak nyaman dengan cara Bang Duk memandanginya.
Akhirnya Bang Duk menceritakan bahwa saat dia di desa Masan, terdapat seorang gadis yang sangat cantik disana. Bang Duk,”Apa Anda yakin bukan dia ?”. Ibu Chi Ang,”Tidak..”. Lalu Bang Duk menceritakan bagaimana kembang desa itu yang bermuka cantik, namun sangat lihai bertingkah seperti tak bersalah. Bang Duk juga menceritakan kembang desa itu selalu berkelahi dengan gadis lain, dan akhirnya harus membayar biaya rumah sakit.
Bang Duk,”Dia meminjam uang itu dariku dan mengambilnya tanpa membayarku kembali”. Ibu Chi Ang,”Dia mestinya punya alasan sendiri dan pindah”. Bang Duk berusaha menceritakan beberapa masa lalunya bersama kembang desa itu. Ibu Chi Ang sempat menyahut dan akhirnya meminta Bang Duk untuk tak berbicara tentang masa lalunya.
Kemudian Sam datang memperlihatkan jadwal ujian tengah semester Moorim. Anak2 Moorim menjadi tak nyaman melihat jadwal itu. Jenny Oh meminta Yub Jung untuk mempersiapkan dirinya terkait ujian tengah semester nanti.
Yub Jung yakin dengan ujian nanti bisa membuktikan seberapa hebat ketrampilan Chi Ang dan Shi Woo. Chi Ang merasa dia tak perlu pusing karena adalah murid baru di Moorim. Namun Sam meminta keduanya untuk tak kuatir. Sam.”Jangan kuatir. Kami punya sebuah rencana buat kalian”. Kemudian Soon Duk bertemu dengan dekan Hwang. Soon Duk,”Pelatihan Sistem Mentor Mentee ?”.
Hwang menyuruh Soon Duk dan Sun A untuk juga melatih Chi Ang dan Shi Woo yang adalah seorang pemula. Kemudian Shi Woo dan Soon Duk bertemu bersama. Soon Duk memperlihatkan tangannya yang sudah diperban. Lalu Shi Woo sedikit menyinggung tentang ujian tengah semester di Moorim.
Soon Duk menjelaskan bahwa Moorim memiliki cara penilaian yang berbeda terhadap para murid mereka. Soon Duk menjelaskan bahwa anak2 Moorim banyak yang stress pada ujian komprehensif. Soon Duk,”Tak ada yang tahu bagaimana dan dimana kita akan mengambil ujiannya”. Sementara itu, Shi Woo bersama Sun A di ruang latihan.
Sun A memperlihatkan kepada Chi Ang seni bela diri. Chi Ang terkagum melihat kehebatan Sun A. Tak lama Sun A memberitahukan bahwa Shin Woo juga dimentor oleh anak2 Moorim lain yakni Soon Duk. Chi Ang kaget mendengarnya. Chi Ang langsung lari mencari Shi Woo. Soon Duk mengajarkan Shi Woo latihan2 bela diri dasar. Soon Duk,”Kamu perlu menggabungkan energi di bagian bawah perutmu”.
Soon Duk memperlihatkan beberapa gerakan dalam seni bela diri dengan mengarahkan tangannya. Kemudian Chi Ang mengikuti gerakan yang sudah diberikan oleh Soon Duk. Agar gerakannya benar, kadang Soon Duk memegang tangan Shi Woo.
Dari jauh, Chi Ang semakin cemburu melihat Shi Woo dan Soon Duk. Di kamarnya, Soon Duk sedang sibuk mencari kerja paruh waktu lainnya. Namun Soon Duk masih kesulitan menemukannya, Soon Duk,”Pengantar ayam masih yang paling sempurna”. Namun Soon Duk tak menyerah dan tetap mencari kerja lewat online. Chi Ang sedang bermeditasi di kamarnya.
Chi Ang membayangkan saat Shi Woo bersama Soon Duk di gudang Moorim. Saat itu, Soon Duk menangis sejadi2nya di pundak Shi Woo. Ingatan lainnya yakni saat Soon Duk memegang tangan Shi Woo ketika mengajar Shi Woo berlatih. Tak lama Shi Woo datang. Chi Ang,”Apa kamu suka dilatih sama Arielku ?”. Shi Woo,”Ini bukan masalah suka atau tidak”.
Akhirnya Chi Ang yang sudah terbakar cemburu berjanji akan bisa mengalahkan Shi Woo saat ujian tengah semester nanti. Namun Shi Woo juga tak ingin kalah dari Chi Ang. Shi Woo,”Hanya tempat tidur ini, saya akan mengalah padamu”. Chi Ang pun sudah terbakar api cemburu kepada Shi Woo karena Soon Duk.
Keesokan harinya Chi Ang dan Sun A kembali berlatih di ruangan latihan. Anak2 murid lainnya juga berlatih keras untuk persiapan ujian tengah semester nanti, termasuk Yub Jung. Shannon dan Jenny Oh berlatih bela diri bersama didampingi guru Yoo Di.
Sun A kaget melihat Chi Ang yang berlatih sangat keras. Sun A,”Wang Chi Ang, ini sungguh mengejutkan melihat didalam dirimu”. Tak lama Soon Duk datang, dan meminta Shi Woo untuk mengikuti kelas meditasi. Disisi lain, Shi Woo mengajak Soon Duk untuk makan bersama. Chi Ang mengajak Soon Duk untuk makan siang.
Soon Duk,”Aku tak bisa wawancara karenamu”. Lalu Chi Ang meminta Soon Duk untuk makan, Chi Ang,”Saya menyewa semua tempat ini untuk makan bersamamu secara pribadi”. Soon Duk,”Semua tempat ini ?”. Soon Duk kaget mendengarnya, dan agak kikuk dengan masakan yang disajikan kepadanya.
Soon Duk tak nyaman dengan makanan yang disajikan kepadanya, yang harganya jauh lebih mahal dari upah tiap bulan Soon Duk. Chi Ang,”Jangan terlalu terkesan”. Soon Duk,”Baik bagimu yang punya ayah yang kaya”.
Soon Duk tahu Chi Ang bisa melakukan segalanya dengan mudah, karena Chi Ang memiliki banyak uang. Soon Duk,”Kamu tersenyum dan tak kuatir tentang apapun. Namun saya berbeda darimu. Saya……”.
Chi Ang menghentikan pembicaraan Soon Duk, sambil meminta Soon Duk untuk tak terlalu serius. Chi Ang hanya meminta bisa makan bersama Soon Duk. Soon Duk,”Baiklah, saya sudah meniup wawancara kerjaku. Ayo makan”. Chi Ang meminta Soon Duk untuk menyantap semua makanan yang ada. Soon Duk menanggapi,”Baikklah. Ayo cepat atau kita akan terlambat buat kelas nanti”. Soon Duk pun sangat menikmati makanan enak yang disajikan di restoran itu.
Kemudian Shi Woo berada di kamarnya, sambil mengingat beberapa ingatan lalu saat masuk di kelas meditasi. Akhirnya Shi Woo berdiri melipat kedua kakinya, sambil memulai untuk melakukan meditasi.
Sementara itu, pria tadi masih terbaring kaku di rumah sakit. Seorang agen wanita bertemu dengan seorang anak buat ayah Chi Ang. Agen wanita,”Apa yang sebenarnya Direktur Wang Hao cari ?”. Anak buah ayah Chi Ang,”Kecuali fakta bahwa itu ada hubungannya dengan Chintamani. Jika Chae Yoon mendapatkan kembali kesadarannya di rumah sakit segalanya akan dimulai. Lalu kita akan tahu apa yang Direktur Wang Hao cari”.
Akhirnya diketahuilah nama pria yang terbujur koma itu adalah Chae Yoon. Anak buah ayah Chi Ang itu menjelaskan rencana tuan Wang Hao ini tidak diketahui sama sekali oleh istrinya dan Chi Ang sendiri. Anak buah ayah Chi Ang itu menyuruh agen wanita itu untuk tutup mulut tentang apapun yang dilakukan selama ini oleh ayah Chi Ang.
Sementara itu, guru Bubgong sedang meditasi di ruangannya. Bubgong masih mengingat saat Shi Woo sedang melakukan meditasi, namun Shi Woo mengaku tak melihat apapun. Di kamarnya, Shi Woo kembali tak melakukan meditasi.
Tak lama Shi Woo bertemu dengan guru Bubgong. Bubgong,”Apa kamu siap ? Kamu masih menyimpan traumamu didalam dirimu. Jika kamu begitu, kamu tak bisa melakukan yang baik di kelas ataupun ujian”. Shi Woo pun masuk ke kelas meditasi gurunya Bubgong. Disisi lain, detak jantung pria koma (bernama Chae Yoon) ini berdetak kencang.
Dari balik pintu, dekan Hwang melihat Shi Woo yang sedang meditasi. Shi Woo terlihat mulai gelisah saat meditasi. Shi Woo kembali melihat sosok anak2. Chae Yoon mulai bisa menggerakkan tubuhnya. Chae Yoon melihat anaknya dibawa oleh seseorang.
Tak lama Shi Woo bangun dari meditasinya. Bubgong,”Apa kamu siap, jika kamu siap mulai dari sekarang”. Shi Woo,”Saya melihat seorang anak. Di dalam api. Anak itu menangis. Ada orang lainnya juga”. Sedangkan di rumah sakit, Chae Yoon tersadar dari komanya.
Dan Sinopsis Moorim School Drama Korea Episode 5 Bagian Kedua ini tamat. Gomapta.
Sumber Gambar : KBS 2TV, Korea Selatan