Wekepo.com – Film Inside Out (2015) bercerita tentang keadaan dimana di dalam diri setiap manusia, sebenarnya adalah sejumlah emosi dasar yang mempengaruhi bagaimana kita bersikap dan bertindak dalam keseharian kita.
Wah, terdengar cukup rumit, ya. Tetapi, ada satu film yang membuat penjelasan psikologi ini jadi lebih sederhana dan menarik untuk dipahami.
Film Inside Out (2015) merupakan salah satu film animasi dengan gaya animasi 3D yang menceritakan tentang apa yang terjadi jika berbagai emosi dasar dalam kepala kita diwujudkan dalam bentuk karakter-karakter lucu yang hidup dan bisa saling berinteraksi.
Inside Out diproduksi oleh Walt Disney Pictures dan Pixar Animation Studios. Distribusi atas film ini juga dikelola oleh Walt Disney Studios Motion Pictures.
Film ini disutradarai oleh Pete Docter. Sedangkan, naskah film ini ditulis oleh Pete Docter, Meg LeFauve, dan Josh Cooley.
Menariknya, Pete Docter mendapatkan inspirasi untuk ide awal film Inside Out dari putrinya sendiri. Docter mengamati bagaimana kepribadian putrinya tersebut ikut berubah seiring ia beranjak dewasa.
Para aktor yang terlibat sebagai pengisi suara film Inside Out di antaranya adalah Amy Poehler yang berperan sebagai karakter Joy, Phyllis Smith sebagai Sadness, Richard Kind sebagai Bing Bong, Lewis Black sebagai Anger, Bill Hader sebagai Fear, Mindy Kaling sebagai Disgust, Kaitlyn Dias sebagai Riley, Diane Lane sebagai Ibu dari Riley, serta Kyle MacLachlan sebagai Ayah dari Riley.
Detail Film :
Sutradara | Pete Docter |
Tanggal Rilis |
|
Durasi Tayang | 94 menit |
Asal Negara | United States |
Bahasa | English |
Penasaran dengan cerita singkat film ini? Berikut sinopsis film Inside Out selengkapnya.
Sinopsis Film Inside Out (2015)
Film Inside Out (2015) menceritakan tentang kisah hidup seorang anak perempuan bernama Riley seiring ia bertumbuh dewasa. Riley adalah anak tunggal yang tinggal bersama kedua orang tua yang peduli dan menyayangi Riley.
Di film Inside Out, digambarkan bahwa sebenarnya terdapat lima “makhluk” yang mewakili lima jenis emosi yang tinggal dalam kepala semua manusia, termasuk Riley. Kelima emosi tersebut terdiri dari Joy (kebahagiaan), Sadness (kesedihan), Fear (ketakutan), Disgust (muak), dan Anger (kemarahan).
Kelima emosi ini mendiami sebuah tempat yang disebut Headquarters atau markas pikiran. Mereka semua hidup begitu seseorang lahir. Mereka mempengaruhi emosi dan tindakan setiap manusia dengan cara mengendalikan sebuah konsol yang terdapat di Headquarters.
Seiring manusia bertambah dewasa, maka mereka akan memiliki semakin banyak kenangan yang dihasilkan dari berbagai peristiwa yang mereka alami. Beragam kenangan ini kemudian akan dimasukkan dalam sebuah bola berwarna yang lalu disimpan di gudang memori dalam pikiran manusia pada setiap malamnya. Di kepala manusia, terdapat lima kenangan inti yang berfungsi menyalakan berbagai aspek kepribadian dalam bentuk pulau yang mengapung.
Dalam diri Riley, Joy bertindak sebagai semacam menjadi pemimpin bagi keempat emosi yang lain. Mereka bertugas untuk memastikan bahwa semua hal di kepala Riley ini bekerja dengan baik.
Meski demikian, Joy dan teman-temannya tidak begitu memahami tentang fungsi Sadness yang selalu hanya membuat keadaan menjadi buruk. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha sebisa mungkin menjauhkan Sadness dari konsol kendali emosi Riley.
baca: Review Sinopsis Film Coco (2017), Petualangan Mencari Jawaban Teka Teki
Pada saat ia masih kecil, Riley lahir dan tumbuh di Minnesota, Amerika Serikat. Namun suatu hari, pada saat Riley berusia 11 tahun, ayah Riley mendapatkan pekerjaan baru yang mengharuskan keluarganya untuk pindah dari Minnesota ke San Francisco.
Saat pindah ke rumah barunya di San Francisco ini, Riley menjumpai banyak hal yang tak menyenangkan. Pertama, rumah barunya itu lebih tua dan sempit dari rumah lamanya. Kedua, toko pizza yang terdekat dari rumahnya hanya menyajikan brokoli sebagai pilihan untuk taburan pizza. Kemudian, ayah Riley juga selalu nampak gusar karena tekanan dari pekerjaan barunya.
Yang paling parah, truk pengangkut barang-barang pindahan mereka juga sempat tersesat. Hal ini menyebabkan barang-barang keluarga Riley tidak juga tiba hingga beberapa minggu kemudian. Saat Sadness berusaha menyentuh memori bahagia Riley, Joy bertindak cepat dan berusaha mencegahnya.
Di hari pertama Riley bersekolah, ia mengalami hari yang buruk. Sadness lalu membuat Riley menangis di depan kelas. Pengalaman ini menjadi perasaan yang cukup kuat untuk bisa menghasilkan kenangan menyedihkan pertama dalam diri Riley.
Saat melihat bahwa Sadness telah menciptakan kenangan menyedihkan inti, Joy menjadi panik dan berusaha merebut bola kenangan itu dari Sadness. Tetapi, dalam prosesnya, ia tanpa sengaja melepaskan semua bola memori lain dari tempatnya.
Hal ini membuat semua “pulau” kepribadian yang membentuk diri Riley menjadi padam dan otomatis mempengaruhi sikap Riley di dunia nyata. Insiden ini juga membuat Joy, Sadness, dan kenangan yang lain tersedot keluar dari Headquarters ke tempat penyimpanan memori jangka panjang Riley.
Dengan ketiadaan Joy sebagai pemimpin mereka di Headquarters, ketiga emosi lain pun mengambil alih kendali. Tetapi, karena mereka tidak benar-benar tahu apa yang harus dilakukan, berbagai keputusan yang dibuat oleh Fear, Disgust, dan Anger itu malah membawa akibat buruk bagi Riley.
Di luar keinginan mereka, mereka membuat Riley menjauhi orang tua, teman-teman, dan segala hal yang disukai oleh anak itu. Hal ini membuat pulau kepribadian Riley perlahan menjadi runtuh dan jatuh ke dalam sebuah tempat kenangan-kenangan terbuang yang telah dilupakan berakhir. Tempat ini disebut “Memory Dump”.
baca: Review Sinopsis Film The Lion King (2019), Petualangan Simba Menjadi Raja Hutan
Anger memutuskan untuk mengambil alih kontrol kendali emosi Riley. Ia menggerakkan Riley untuk mulai menyusun rencana kabur dari rumahnya dan kembali ke Minnesota untuk menemukan kembali perasaan bahagia.
Sementara itu, Joy dan Sadness masih berjuang untuk menemukan jalan kembali ke Headquarters. Tempat penyimpanan memori jangka panjang tempat mereka berada memiliki bentuk seperti labirin yang membingungkan.
Di suatu titik, Joy dan Sadness akhirnya bertemu dengan seorang makhluk lain dalam kepala Riley yang bernama Bing Bong. Bing Bong memiliki bentuk yang sedikit aneh. Ia menyerupai gabungan antara gajah dan kucing, dengan ekor, belalai, dan bulu halus berwarna merah muda di seluruh tubuh bagian atasnya.
Rupanya, Bing Bong adalah teman imajinasi masa kecil Riley yang masih hidup dalam kepalanya. Bing Bong sangat ramah dan berniat untuk membantu Joy dan Sadness agar bisa keluar dari tempat itu. Ia mengusulkan agar mereka menaiki Kereta Pikiran untuk menuju kembali ke Headquarters.
Perjalanan ketiganya untuk mencapai Kereta Pikiran dipenuhi oleh berbagai tantangan dan mara bahaya. Hal ini disebabkan karena satu persatu Pulau Kepribadian milik Riley mulai runtuh.
Pada akhirnya, Joy, Sadness, dan Bing Bong berhasil naik ke kereta itu. Tetapi, perjalanan mereka terhenti karena mereka tiba di sana saat Riley sedang terlelap dalam tidurnya di dunia nyata. Keesokan harinya, kereta itu keluar dari jalur dan tak bisa digunakan sama sekali saat Riley mencuri kartu kredit ibunya hingga menyebabkan Pulau Kejujuran dalam dirinya runtuh.
Joy yang merasa frustasi dengan kondisi ini memutuskan untuk meninggalkan Sadness dan melanjutkan sisa perjalanan bersama Bing Bong dengan menggunakan Recall Tube. Namun, tanah di bawah mereka tiba-tiba runtuh hingga menyebabkan Joy dan Bing Bong terlempar jauh ke dalam Memory Dump.
baca: Anime Cardcaptor Sakura: Clear Card Ungkap Lagu Ending dan Karakter Tambahan!
Joy mulai putus asa dan menangisi keadaan yang mereka alami. Tetapi, ia lalu menemukan sebuah kenangan sedih milik Riley yang kemudian berubah menjadi kenangan bahagia saat orang tua dan teman-temannya menghibur Riley.
Saat itu, Joy memperoleh kesadaran tentang arti penting Sadness selama ini. Sadness berperan dalam membangkitkan perasaan empati pada orang lain lalu membuat mereka tergerak untuk membantu serta menenangkan Riley. Mencegah Riley untuk merasa sedih sama saja dengan membuat Riley tak bisa merasakan kebahagiaan.
Di sisi lain, Bing Bong mengusulkan agar mereka menggunakan kereta roket kecil Bing Bong dan menjadikannya sebagai kendaraan untuk kembali lagi ke atas. Tetapi, mereka berkali-kali gagal karena kereta kecil itu kelebihan muatan sehingga tidak bisa terbang. Pada percobaan terakhir mereka, sosok Bing Bong memudar setelah mengorbankan dirinya dan melompat keluar dari roket agar Joy bisa naik.
Di atas, Joy bertemu lagi dengan Sadness dan berhasil menemukan jalan lain untuk kembali ke Headquarters. Meski begitu, keadaan di Headquarters telah kacau balau karena ide Anger telah membuat seluruh konsol kendali menjadi tak berfungsi dan menyebabkan Riley menjadi sosok yang apatis di dunia nyata.
Secara mengejutkan, Joy lalu justru memberikan konsol kendali pada Sadness. Saat Sadness menyentuhnya, konsol kendali tersebut kembali hidup dan berfungsi.
Di dunia nyata, Riley yang hendak kabur merasa sedih karena meninggalkan kedua orang tuanya. Didorong oleh perasaan sedih itulah Riley akhirnya kembali pulang ke rumah barunya.
Sadness mengembalikan semua memori inti ke tempat mereka masing-masing. Sementara itu, Riley yang kini telah kembali ke rumah lalu mengungkapkan semua perasaannya pada orang tuanya.
Riley menjelaskan bahwa ia sangat merindukan Minnesota dan kehidupan lamanya di sana. Orang tua Riley lalu mencoba menenangkan Riley dan mengatakan bahwa mereka bisa memahami perasaan Riley karena mereka juga merindukan Minnesota.
baca: Serial Animasi CARS Akan Mendapatkan Seri Ke-3 – Cars 3
Pada momen itu, Joy dan Sadness bekerjasama menciptakan sebuah memori inti baru yang merupakan gabungan antara perasaan sedih dan bahagia. Sebuah pulau baru terbentuk di kepala Riley. Pulau ini mewakili sikap Riley yang akhirnya mulai menerima kehidupan barunya di San Francisco.
Sejak peristiwa itu, keadaan di Headquarters menjadi berubah. Kini, semua emosi saling bekerja sama dan menjalankan peran mereka masing-masing. Kelima emosi yang hidup dalam kepala Riley pun merasa senang melihat perkembangan kepribadian Riley yang ditunjukkan dengan munculnya berbagai Pulau Kepribadian baru.
Setahun kemudian, Riley nampak telah beradaptasi dengan baik. Ia mulai bisa menikmati hari-hari di rumah dan sekolah barunya, menjalin pertemanan dengan anak-anak lain. Riley kembali menekuni hobi lamanya, tetapi juga menemukan berbagai hobi baru yang membuat dirinya semakin ceria.
Kesimpulan :
Dibaca dari sinopsis singkat film Inside Out (2015) yang mengusung tema yang kompleks tentang psikologi, film ini cukup berhasil memberi gambaran yang sederhana, terutama pada penonton anak-anak, tentang bagaimana emosi dan kepribadian dalam diri manusia bekerja. Kisah dalam film ini juga sangat menyentuh dan emosional, membuatnya menjadi rekomendasi film yang layak untuk ditonton.
Sumber foto: Walt Disney Studios Motion Pictures